Sayyidina Ali bin Abi Thalib Berkata Tentang Tipu Daya Dunia

Dalam suratnya kepada Salman Al-Farisi, Imam Ali A.s mengatakan: "Amma Ba'du, Sesungguhnya perumpamaan dunia adalah seperti ular: lembek bila disentuh, tetapi racunnya sangat membunuh. Anak kecil yang tidak mengerti suka sekali menyentuhnya, sedangkan orang yang cerdik lagi pandai berhati-hati terhadapnya. Oleh karena itu, berpalinglah dari apa yang menakjubkanmu di dunia ini karena hanya sedikit darinya bersahabat denganmu."

Hati-hatilah terhadap dunia yang menipu dan memperdayakan ini. Ia telah berhias dengan perhiasannya, membujuk dengan tipu dayanya, dan menyesatkan dengan harapan-harapannya. Dunia bersolek bagi para peminangnya sehingga ia seperti pengantin wanita yang dipertontonkan lalu setiap mata memandanginya, jiwa tergila-gila dan hati pun berasrat kepadanya.

Dunia akan membinasakan orang yang merasa aman darinya, dan orang yang waspada terhadapnya akan mendapatkannya. Dunia ini adalah negeri yang sekadar dilewati menuju negeri yang abadi. Sedangkan manusia di dunia ada dua golongan. Pertama, orang yang menjual dirinya, lalu dia menghinakan dirinya sendiri. Kedua, orang yang membeli dirinya, lalu dia memerdekakannya.

Ambillah dari dunia ini apa yang mendatangimu dan berpalinglah dari apa yang berpaling darimu. Jika dunia ini datang kepada seseorang, maka ia meminjamkan untuknya kebaikan-kebaikan orang lain; dan jika dunia pergi dari seseorang, maka ia merampas darinya kebaikan-kebaikan dirinya. Dunia adalah kendaraan seorang Mukmin, yang dengannya dia berangkat menuju Tuhannya. Maka, perbaikilah kendaraan kalian, niscaya ia akan menyampaikan kepada Tuhan kalian.

Dunia diciptakan untuk selain dirinya (yakni untuk akhirat) dan tidak diciptakan untuk dirinya. Pernah seseorang mencela dunia di sisi Imam 'Ali a.s., maka Imam berkata: "Dunia adalah negeri kebenaran bagi yang membenarkannya. Negeri keselamatan bagi yang mengetahui tentangnya. Negeri kekayaan bagi yang mengambil bekal darinya. Tempat turunnya wahyu Allah. Tempat shalat para malaikat-Nya. Masjid para nabi-Nya. Dan tempat jual-beli para wali-Nya. Mereka beruntung dengan mendapatkan rahmat darinya dan di dalamnya mereka mengharapkan surga."

Permulaan dunia adalah kesusahpayahan dan akhirnya adalah kehancuran. Halalnya dihisab, sedangkan haramnya adalah siksaan. Siapa yang sehat di dalamnya, dia aman, dan siapa yang sakit di dalamnya, dia menyesal. Yang mengais kekayaan di dalamnya, mendapat ujian, yang fakir di dalamnya, dia bersedih. Yang berusaha mendapatkannya, akan luput darinya, dan yang menahan diri darinya, dunia akan mendatanginya. Siapa yang memandang kepadanya, dunia akan membutakan (hati)-Nya, dan siapa yang merenungkannya, dunia akan membukakan pandangannya.

Dunia adalah kumpulan musibah dan minuman yang pahit, satu sama lain tidak saling menyenangkan. Rezeki itu ada dua: Rezeki yang haru dicari dan rezeki yang datang dengan sendirinya. Maka, barangsiapa yang mencari dunia, kematian akan mencarinya sehingga ia mengeluarkannya dari dunia. Dan barangsiapa yang mencari akhirat, dunia akan mencarinya sehingga dia akan mendapatkan rezekinya dari dunia ini secara sempurna.

Ketahuilah bahwasanya kalian akan mati dan akan dibangkitkan setelah kematian. Kalian akan dimintai pertanggung jawaban atas perbuatan-perbuatan kalian dan diberi balasan karenanya. Oleh karena itu, janganlah kehidupan dunia ini memperdayai kalian karena ia adalah negeri yang penuh dengan bencana, dikenal dengan kefanaan, dan disifati dengan pengkhianatan.

Ketahuilah, Wahai hamba-hamba Allah, bahwa kalian dan keadaan kalian di dunia ini seperti orang-orang yang sebelum kalian. Mereka ini usianya lebih panjang daripada kalian, Negerinya lebih makmu daripada kalian, dan lebih jauh jejaknya (peninggalannya). Suara-suara mereka tidak terdengar lagi. Jasad-Jasad mereka telah hancur. Rumah-Rumah mereka kosong. Dan jejak mereka telah terhapus.

Wahai manusia, sesungguhnya dunia adalah negeri yang sekedar dilalui, sedangkan akhirat adalah tempat kediaman yang abadi. Oleh karena itu, ambillah dari tempat yang kalian lewati ini (sebagai bekal) untuk tempat kediaman kalian (yang abadi). Keluarkanlah hati kalian dari dunia ini sebelum badan kalian keluar darinya. Di dalam dunia ini kalian diuji dan untuk selainnya kalian diciptakan. Sesungguhnya ketika seseorang meninggal, orang-orang berkata, "apa yang ditinggalkannya?" Sebaliknya, malaikat berkata, "Apa yang dibawanya?" Maka, Nafkahkanlah sebagian harta kalian sebagai pinjaman yang baik bagi Allah. Janganlah kalian meninggalkan seluruh harta kalian (sebagai warisan) karena hal itu akan menjadi beban (yang akan dimintai pertanggung jawabannya) atas kalian.

Dunia menginginkan mereka, maka mereka pun menebus diri mereka darinya. Ketahuilah, sesungguhnya dunia yang kalian harapkan dan kalian sukai, yang karenanya kalian menjadi marah dan karenanya pula kalian menjadi puas, bukanlah negeri kalian, bukan tempat tinggal kalian yang kalian diciptakan untuknya, dan bukan pula yang kalian diseru kepadanya.

Tinggalkanlah tipu daya dunia karena bahayanya, dan tinggalkanlah pula ketamakannya karena ancamannya. Berlomba-lombalah kalian di dalamnya (dalam amal kebajikan) untuk menuju negeri yang kalian diseru kepadanya dan palingkanlah hati kalian darinya. Sesungguhnya dunia adalah batas akhir pandangan orang yang buta.

'Amma ba'du sesungguhnya aku memperingatkan kalian akan dunia karena ia manis dan hijau. Ia dikelilingi oleh hawa nafsu, disenangi kenikmatannya dengan segera, memandang kagum sesuatu yang sedikit, berhiaskan dengan angan-angan, dan bersolek dengan tipu daya. Janganlah kalian berlomba-lomba dalam kemuliaan dunia dan kebanggaannya. Jangan terpesona dengan perhiasannya dan kesenangannya. Dan jangan pula bersedih dengan musibah dan kesengsaraannya. Sebab, kemuliaan dunia dan kebanggaannya terputus. Perhiasannya akan sirna. Musibah dan kesengsaraannya akan hilang.

Kebaikan dunia dan akhirat terdapat dalam dua perkara: kekayaan dan ketakwaan. Dan keburukan dunia dan akhirat terdapat dalam dua perkara: kefakiran dan kedurhakaan. Seorang hamba tidak akan pernah memperoleh suatu kenikmatan kecuali berpisah dengan kenikmatan yang lain. Dan dia tidak akan pernah menjumpai suatu hari dari umurnya kecuali berpisah dengan salah satu hari dari umurnya itu. Barangsiapa yang menjadikan akhirat sebagai pusat perhatiannya, maka dia telah menjadi kaya tanpa harta, terhibur tanpa keluarga, dan mulia tanpa memiliki keluarga besar.

Kepahitan dunia ini adalah kemanisan akhirat, dan kemanisan dunia ini adalah kepahitan akhirat. Seakan-akan engkau di dunia ini tidak pernah ada, dan seakan akan engkau senantiasa berada di akhirat. Aku sungguh heran terhadap orang yang memakmurkan negeri yang fana dan mengabaikan negeri yang abadi. Dunia ini menyesatkan: pembuang yang mencemarkan, dan pemberi kesedihan yang melukai (hati). Penghuni dunia ini seperti kafilah. Mereka dibawa pergi, sedangkan mereka tertidur.

Ya Allah janganlah Engkau jadikan dunia sebagai penjara bagiku dan jangan pula Engkau jadikan perpisahannya sebagai kesedihan bagiku. Aku berlindung kepada-Mu dari dunia yang menjauhkanku dari akhirat, dari angan-angan yang menjauhkanku dari amal (kebajikan), dan kehidupan yang menjauhkanku dari sebaik-baik kematian. Jika dunia datang, maka ia datang seperti keledai yang berjalan pelan; dan jika ia pergi, maka ia pergi seperti buraq.

Yang berhak menyandang nama kebahagiaan yang sebenarnya adalah kebahagiaan akhirat, dan ia ada empat macam: keabadian tanpa kemusnahan, ilmu tanpa kebodohan, kemampuan tanpa kelemahan, dan kekayaan tanpa kefakiran. Dunia memerlukan harta, sedangkan akhirat memerlukan amal. Dunia adalah ketololan, ia hanya condong pada yang serupa dengannya.

Facebook

Spotify

Youtube Channel