Karomah Sayyidina Umar bin Khatab

KISAH 1

Yahya bin Ayyub al-Khaza'i menceritakan bahwa `Umar bin Khattab mendatangi makam seorang pemuda lalu memanggilnya, "Hai Fulan! Dan orang yang takut akan saat menghadap Tuhannya, akan mendapat dua surga


Dan bagi orang yang takut akan saat menghadap Tuhannya ada dua surga.


Dari liang kubur pemuda itu, terdengar jawaban, "Hai 'Umar, Tuhanku telah memberikan dua surga itu kepadaku dua kali di dalam surga." (Riwayat Ibnu 'Asakir)

KISAH 2

Diceritakan bahwa `Umar bin Khattab r.a. mengangkat Sariyah bin Zanim al-Khulaji sebagai pemimpin salah satu angkatan perang kaum muslimin untuk menyerang Persia. Di Gerbang Nahawunda, Sariyah dan pasukannya terdesak karena jumlah pasukan musuh yang sangat banyak, sehingga pasukan muslim hampir kalah. Sementara di Madinah, Umar naik ke atas mimbar dan berkhutbah. Di tengah-tengah khutbahnya, 'Umar berseru dengan suara lantang, "Hai Sariyah, berlindunglah ke gunung. Allah membuat Sariyah dan seluruh pasukannya yang ada di Gerbang Nahawunda dapat mendengar suara `Umar di Madinah. Maka pasukan muslimin berlindung ke gunung, dan berkata, "Itu suara Khalifah `Umar." Akhirnya mereka selamat dan memperoleh kemenangan.
Menurut Imam Tajus Subki, `Umar r.a. tidak bermaksud menunjukkan karamahnya ini, Allah-lah yang menampakkan karamahnya, sehingga pasukan muslimin dapat terlihat jelas seolah-olah sedang berada didalam peperangan itu dan lupa kalau ia sedang berkhutbah di  masjid Madinah.

KISAH 3

Dalam kitab al-Syamil, Imain al-Haramain menceritakan Karamah 'Umar yang tampak ketika terjadi gempa bumi pada masa pemerintahannya. Ketika itu, 'Umar malah mengucapkan pujian dan sanjungan kepada Allah, padahal bumi bergoncang begitu menakutkan. Kemudian `Umar memukul bumi dengan cemeti, "Tenanglah kau bumi." 

Kisah 4

Imam al-Haramain juga mengemukakan kisah tentang sungai Nil dalam kaitannya dengan karamah 'Umar. Pada masa jahiliyah, sungai Nil tidak mengalir sehingga setiap tahun dilemparlah tumbal berupa seorang perawan ke dalam sungai tersebut. Ketika Islam datang, sungai Nil yang seharusnya sudah mengalir, tenyata tidak mengalir. Penduduk Mesir kemudian mendatangi Amr bin Ash dan melaporkan bahwa sungai Nil kering sehingga diberi tumbal dengan melempar seorang perawan yang dilengkapi dengan perhiasan dan pakaian terbaiknya. Kemudian Amr bin Ash r.a. berkata kepada mereka, "Sesungguhnya hal ini tidak boleh dilakukan karena Islam telah menghapus tradisi tersebut." Maka penduduk Mesir bertahan selama tiga bulan dengan tidak mengalirnya Sungai Nil, sehingga mereka benar-benar menderita.

'Amr menulis surat kepada Khalifah `Umar bin Khattab untuk menceritakan peristiwa tersebut. Dalam surat jawaban untuk 'Amr bin Ash, 'Umar menyatakan, "Engkau benar bahwa Islam telah menghapus tradisi tersebut. Aku mengirim secarik kertas untukmu, lemparkanlah kertas itu ke sungai Nil!" Kemudian Amr membuka kertas tersebut sebelum melemparnya ke sungai Nil. Ternyata kertas tersebut berisi tulisan Khalifah 'Umar untuk sungai Nil di Mesir yang menyatakan, 

مِنْ عُمَرَ أَمِيْرِالْمُؤمِنِيْنَ اِلٰى نِيْلِ مِصْرَ. أَمَّابَعْدُ، فَاِنْ كُنْتَ تَجْرِىْ مِنْ قَبْلِكَ فَلَا تَجْرِىْ، فَاِنْ كَانَ اللّٰهُ الْوَاحِدُ الْقَهَّارُ هُوَ الَّذِىْ يُجْرِيْكَ، فَنَسْاَلُ اللّٰهَ الْوَاحِدَالْقَهَّارَ اَنْ يُجْرِيَكَ.

Artinya:
"Dari Umar Amirul Mukminin kepada sungai Nil di mesir. Amma Ba’du jika kamu mengalir karena dirimu sendiri, maka jangan mengalir. Namun jika Allah Yang Maha Esa dan Maha Perkasa yang mengalirkanmu, maka kami mohon kepada Allah Yang Maha Esa dan Maha Perkasa untuk membuatmu mengalir.

Kemudian 'Amr melempar kertas tersebut ke sungai Nil sebelum kekeringan benar-benar terjadi. Sementara itu penduduk Mesir telah bersiap-siap untuk pindah meninggalkan Mesir. Pagi harinya, ternyata Allah SWT. telah mengalirkan sungai Nil sehingga bisa kembali untuk dijadikan sumber kehidupan.

KISAH 5

Fakhrurrazi menceritakan bahwa ada utusan Raja Romawi datang menghadap `Umar. Utusan itu mencari rumah `Umar dan mengira rumah 'Umar seperti istana para raja. Orang-orang mengatakan, "'Umar tidak memiliki istana, ia ada di padang pasir sedang memerah susu." Setelah sampai di padang pasir yang ditunjukkan, utusan itu melihat `Umar telah meletakkan kantong tempat susu di bawah kepalanya dan tidur di atas tanah. Terperanjatlah utusan itu melihat `Umar, lalu berkata, "Bangsa-bangsa di Timur dan Barat takut kepada manusia ini, padahal ia hanya seperti ini. Dalam hati ia berjanji akan membunuh `Umar saat sepi seperti itu dan membebaskan ketakutan manusia terhadapnya. Tatkala ia telah mengangkat pedangnya, tiba-tiba Allah mengeluarkan dua harimau dari dalam bumi yang siap memangsanya. Utusan itu menjadi takut sehingga terlepaslah pedang dari tangannya. 'Umar kemudian terbangun, dan ia tidak melihat apa-apa. 'Umar menanyai utusan itu tentang apa yang terjadi. Ia menuturkan peristiwa tersebut, dan akhirnya masuk Islam.

Facebook

Spotify

Youtube Channel