Disaat aku memempuh berjalan menuju cita-cita
tanpa aku mengenal siang dan malam
banyak sekali aku menemui aral dan rintangan
ku tak peduli 'tuk meraih cita-cita
tak kan kupejamkan mataku hanya untuk melihat kebesaran dan keagunganMu
kumerasakan sentuhan-sentuhan dzikir membuat sejuknya hati
tanpa terasa titik airmata membasahi pipi
yang membuatku semakin rindu untuk selalu menyebutMu
dengan tumbuhnya cinta menyeru pada keimanan
waktu demi waktu
hari demi hari
minggu demi minggu
bulan demi bulan
tahun demi tahun
tanpa terasa umur makin bertambah
tanpa kusadari dan aku bertanya sudahkah aku mendapatkan cintaNya
kekosongan jiwaku saat tidak ada kejernihan dan kemurnian hati
kucoba untuk meraih yang telah hilang dari hatiku
dan berpaling dari apa yang Engkau benci
yang membuat hati makin terasa jauh padahal Engkau sangat dekat
keagungan dan kemuliaan berada ditanganMu
kehampaan dan kekosongan jiwa yang membebani hati
semakin merana karena tiada cinta dan kasih yang aku rasakan
sepi sedih dan kosong hampa tiada lagi kecintaan yang pernah kurasakan
Engkau peduli kepadaku dan menatapku
dan takkan pernah meninggalkan
walaupun sekejap dalam pandanganMu
terhadapku Engkau taburkan cintaMu kepadaku
tapi sungguh aku tidak tahu dan tidak mengerti karena kebodohanku
yang aku ketahui ketulusan dan kemurnian
yang akan aku rasakan cinta itu penuh dengan harapan
untuk meraihnya kembali seperti semula
betapa bodoh dan ruginya diriku
yang tidak merasakan belaian dan kelembutanMu dan kasih sayangMu
yang melampaui ruang dan masa dalam keabadianNya
rintihan dalam kesunyian yang penuh dengan kerinduan
ditengah malam penuh harapan 'mendapatkan cintaNya yang abadi.
New
Syair Bagi Penuntut Ilmu
Syair Qashidah
Label:
Artikel,
Syair Qashidah