Kayu Ulin Datu Landak

Makam Datu Landak

Datu Landak Martapura


Masjid Al Karomah

Syeikh Muhammad Afif atau lebih dikenal dengan gelar "Datuk Landak". lahir di desa Dalam Pagar kota Martapura Kabupaten Banjar Provinsi Kalimantan Selatan.

Mulai dari kecil beliau diasuh oleh orang tuanya yang berlimpahan dengan ilmu-ilmu agama hingga beliau terkenal karena kealimannya dan ketaatannya dalam menjalankan ibadah.

Dalam satu riwayat beliau diberi gelar Datuk Landak karena pada waktu berdzikir seluruh badan beliau juga ikut berdzikir dan segenap bulu-bulu dibadan beliau memancarkan cahaya sehingga tampak tegak seperti bulu binatang landak.

Ketika Syeikh Muhammad Afif dipercayakan oleh masyarakat untuk mencari beberapa batang kayu ulin yang akan digunakan sebagai tiang dalam pembangunan Masjid Jami Martapura yang sekarang berganti nama menjadi Masjid Agung Al-Karomah.

Kemudian akhirnya beliau berangkat ke Kalimantan Tengah bersama beberapa muridnya, berbagai macam hambatan telah dilalui rombongan Datuk Landak, hingga mereka bertemu dengan suku pedalaman yaitu Suku Dayak.

Beliau kemudian meminta izin kepada masyarakat Dayak untuk mengambil kayu ulin yang terdapat didaerah tersebut, akhirnya kepala suku dayak memperbolehkan beliau mengambil kayu ulin tersebut dengan syarat beliau harus mengalahkan mereka.

Kepala suku dayak ini ingin menguji ilmu dan kesaktian beliau yaitu Datuk Landak, sampai akhirnya beliau berhasil mengalahkan mereka dan mereka mengakuinya, sampai akhirnya merekapun akrab dan bersahabat satu sama lain antara rombongan Datuk Landak dan Suku Dayak Pedalaman.

Dengan kesabaran dan kegigihan beliau bersama rombongan akhirnya mereka mendapatkan kayu ulin yang sangat besar, menurut satu riwayat kayu ulin tersebut bukan ditebang seperti biasa tapi cuma dicabut begitu saja kemudian ditarik dengan kedua tangan Beliau. Konon bekas geseran batang pohon yang beliau tarik atau seret itu menjadi sungai kecil yang mengeluarkan intan yang sangat banyak sekali.

Oleh beliau intan-intan tersebut dikumpulkan dan ditanam kembali kedalam tanah dan disekelilingnya beliau pagar dengan rumput ramban.

Pada Tanggal 10 Rajab 1315 H (5 Desember 1897) dimulailah pemancangan empat tiang dengan kayu ullin tersebut, namun saat itu masyarakat kebingungan tentang cara memberdirikan kayu besar tersebut, wajar saja karena saat itu belum ada yang namanya alat berat.

Dengan pertolongan Allah SWT, Syeikh Muhammad Afif menepuk-nepuk tanah beberapa kali, seketika kayu ulin tersebut tegak dan berdiri di dengan sendirinya.

Hingga sekarang, seiring perkembangan zaman, bentuk struktur masjid Al-Karomah telah mengalami perubahan menjadi masjid modern.

Namun tiang yang menjadi cikal bakal pendirian majsid tersebut dipertahankan sebagai warisan dari Muhammad Afif Datuk Landak.

Facebook

Spotify

Youtube Channel