Tasawuf Menyebarkan Agama Islam

Al-Habib Umar bin Hafidz berkata: "Kita tidak akan menemukan satu negeri yang dimasuki ISLAM secara utuh tanpa peran para tokoh tasawuf (sufi)"

Tasawuf Menyebarkan Agama Islam Keseluruh Penjuru Dunia


Dunia di masa lalu, ketika masyarakatnya belum rasional seperti sekarang, karena pendidikan barat seperti sekolah-sekolahan waktu itu belum ada, pada waktu itu masyarakatnya masih tradisional dan kultural

Proses Islamisasi


Para Wali Ulama jaman dahulu menerjemahkan Al-Qur'an dan Al-Hadits itu melalui dua cara: Pertama, dengan ilmu fiqih. Dan kedua, dengan ilmu tasawuf. Keduanya, pada zaman dahulu tidak bisa dipisahkan, seperti Anas Ibn Malik (Imam Malik), Imam Fiqih Madzab Maliki dan Muhammad Ibn Idris Asy-Syafii, Imam Fiqih Madzab Syafi'i.

Masyarakat di belahan benua Asia seperti Indonesia, Malaysia, India (Gujarat dan Pakistan), Pattani di Thailand,juga di semua negara di belahan benua Afrika, dan Turki menerima agama Islam dan menyebut para penyebarnya itu adalah wali. Di Jawa karena berjumlah 9 disebut Wali Songo (Sembilan).

Yang menarik semua para wali itu sebetulnya pakar fiqih dalam syariat agama, tetapi secara de facto lebih dikenal sebagai ahli tasawuf dalam menyebarkan agama. Dengan kata lain, proses islamisasi, "diterimanya penyebaran agama Islam itu bukan karena kapasitasnya sebagai fuqoha (ahli fiqih) tetapi lebih disebabkan karena sebagai ahli tasawuf (sufi)."

Ini fakta sejarah yang sudah berlangsung selama berabad-abad dan tidak bisa diingkari sebagaimana ditulis semua ahli sejarah, baik sejarawan Barat maupun Timur. Dikatakan, kalau tidak karena jasa mereka di beberapa kawasan benua Asia dan Afrika yang sekarang menjadi muslim tentu sudah menjadi daerah beragama lain.

Karena pada saat itu banyak sekali terjadi kolonialisme yang bertujuan menguasai wilayah (glory), menguasai sumber daya alam / kekayaan (gold), dan juga menyebarkan agama (gospel).

Faktanya bisa dilihat dari agama yang sekarang dianut daerah-daerah bekas jajahan yang tidak disinggahi para wali ahli tasawuf itu, dapat dipastikan menjadi daerah non muslim.

Penutup:

"Orang yang bertasawuf tanpa fiqih rusak imannya (zindiq), sedangkan orang berfiqih tanpa tasawuf rusak dirinya (fasik). Hanya orang yang menghimpun keduanya akan menemukan kebenaran." (Anas ibn Malik/Imam Malik, Imam Fiqih Madzab Maliki).

"Jadilah orang Fiqih yang bertasawuf, jangan jadi salah satunya.Jika kamu menjadi ahli fiqih saja, maka hatimu akan keras (hanya pandai ceramah saja). Dan jika kamu menjadi yang kedua saja, maka sungguh bodoh (dungu). Demi Allah, aku benar-benar ingin menasehatimu." (Muhammad ibn Idris Asy-Syafi'i/Imam Syafi'i, Imam Fiqih Madzab Syafi'i)




Facebook

Spotify

Youtube Channel