Hendak Apakah Di Sisa Usia?

Al-Fudhail bin ‘Iyadh rahimahullah ta’ala berkata kepada seseorang,

“Berapa usia anda…?”

Orang itu menjawab, “Enam puluh tahun..”

Al-Fudhail kembali berkata,

“Bila demikian adanya, engkau berjalan menuju Rabbmu sejak 60 tahun silam, dan tak lama lagi akan tiba kepadaNya…”

“Innalillahi wa inna ‘ilaihi raji’un…” ucap orang itu.

“Tahukah engkau makna ucapan tadi..?” tanya Al-Fudhail.

Beliau melanjutkan, “Maknanya adalah aku hamba Allah dan hanya kepadaNya aku kembali…”

“Barangsiapa mengetahui bahwa ia hamba Allah dan akan kembali kepadaNya maka hendaklah ia memahami bahwa dirinya kelak akan dihisab (pada hari kiamat)”

“Barangsiapa mengetahui bahwa dirinya kelak akan dihisab (pada hari kiamat) maka hendaklah ia memahami bahwa dirinya akan ditanya”

“Dan barangsiapa mengetahui bahwa dirinya kelak akan ditanya maka hendaklah ia mempersiapkan jawaban pertanyaan”

“Bagaimanakah caranya…?” tanya orang itu.

Al-Fudhail menjawab, “Sederhana sekali…

“Engkau memperbaiki sisa umur yang ada niscaya dosa-dosamu yang telah lalu akan diampuni.

Adapun jika engkau masih saja berbuat salah di sisa usia maka engkau akan disiksa karena dosa yang lalu dan dosa yang sekarang…”

(Jami’ul ‘Ulum wal Hikam: 2/383)

Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam bersabda,

أكثرهم للموت ذكرا وأحسنهم لما بعده استعدادا

“(mukmin yang cerdas) adalah mereka yang paling banyak mengingat kematian dan yang paling baik persiapannya untuk akhirat…”

(Hasan, HR Ibnu Majah: 4249, ash-Shahihah: 1384 al-Albani)

Cerdas menempatkan dunia sebagai jembatan menuju akhirat.

Bukan sebagai tujuan hidupnya.

Facebook

Spotify

Youtube Channel