Hikmah Dalam Setiap Pandangan


Grandshaykh Abdullah Faiz Dhagestani berkata, “Jika kamu memohon mendapat cahaya dihatimu” (setiap orang beriman pasti memohon ini) “maka kalian harus menjaga mata fisik ini. Itu penting!”

Maka ada beberapa kategori melihat
1. Melihat tanpa sebab (haram)
2. Melihat untuk mencari dan mengambil hikmah Ilahiyah (Sunnah)
3. Melihat manifestasi Allah (fardhu)

Suatu waktu kami berjalan jalan dengan Grandshaykh melintasi Kota Tua Damascus. Grandshaykh berhenti dan memandang ke depan suatu toko. Terlalu banyak barang ada di sana. Kemudian dia memandang toko yang lain. Dia berkata, “Pandangan ini membuat seseorang berdosa. Jika melihat tanpa sebab, tanpa hikmah, mengapa kamu melihat? Kamu harus bertanya apakah hikmahnya barang itu ada di sana.” Allah tidak pernah menciptakan apapun tanpa hikmah. Dari bagian terkecil alam semesta sampai yang paling raksasa, semuanya ada karena suatu hikmah. Tanpa hikmah, bahkan sebutir atom pun tidak dapat terjadi. Jika kamu melihat kepada apapun, kamu harus mencari hikmahnya.

Jalaluddin Rumi, semoga Allah memberkati ruh sucinya, ketika dia bertemu dengan seorang pendeta di pasar dan pendeta itu membungkuk (tanda hormat) kepada grandshaykh itu, Maulana membungkuk lebih rendah lagi dari pendeta itu. Saudara kita, yang terlalu pintar! Bagaimana mungkin mereka memberi izin untuk membungkuk kepada seorang non-Muslim? Muridnya bertanya, “Wahai shaykh, orang itu adalah seorang pendeta!” Maulana berkata , “Kita lebih rendah diri. Dia, pendeta itu, tidak mengerti,.. tetapi saya membungkuk kepada yang Satu itu (Allah), yang telah membuat pendeta itu ada.”

Maulana Syekh Nazim qs,
Liberating the Soul, 2006.

Facebook

Spotify

Youtube Channel