Mursyid Ibarat Cermin Sang Murid


Mursyid dan cermin punya hubungan yang erat. Dalam khazanah tarekat, mursyid sering diibaratkan sebagai cermin bagi salik/murid.

Ini mengambil hikmah dari hadits “Seorang Mukmin adalah cermin bagi Mukmin lainnya.” (HR Abu Dawud).

Pandangan atau anggapan dalam pikiran seorang murid terhadap mursyidnya sesungguhnya adalah pantulan kondisi batin sang murid sendiri.

Seorang mursyid sejati ibarat cermin bening.

Setiap orang yang bertemu dengannya hanya menemukan pantulan kondisi batinnya sendiri pada diri sang mursyid.

Orang yang berpikiran duniawi menemukan hasrat mendapat keuntungan.

Orang yang haus kekuasaan menjumpai peluang-peluang politik.

Hanya seorang pencari sejati yang melihat pantulan diri sejatinya pada diri sang mursyid.

Sedangkan mursyid sejati, yang kamil, pun memantulkan nur yang pantul-memantul sepanjang sekian generasi hingga mencapai Rasulullah.

Atau sederhananya, supaya tidak memakai bahasa yang terlalu melangit, pada sosok sang mursyid, seorang murid bisa menemukan bahan untuk refleksi diri.

Murid juga bisa menemukan dalam diri mursyid sifat dan akhlak terpuji yang belum murid punyai, padahal sesungguhnya potensi itu terpendam dalam dirinya.

Facebook

Spotify

Youtube Channel