(Sayyidil Habib Ali Zainal Abidin Al Jufri) |
Diriwayatkan bahwa Nabi Dawud memeriksa satu persatu keluarganya. Ternyata, dalam semalam ia jumpai seratus orang dari keluarganya menghidupkan malam dengan ibadah. Lalu ia berujar kepada Allah, "Tuhanku, seratus dari keluarga Dawud menghidupkan malam untukMu."
. "Wahai Dawud, siapakah yg membangunkan mereka & menidurkan yg lain?"
"Engkau, wahai Allah."
"Wahai Dawud, siapakah yg menunjukkan mereka & membiarkan yg lain?"
"Engkau, wahai Allah."
"Wahai Dawud, siapa yg memanggil mereka & mengabaikab yg lain?"
"Engkau, wahai Allah."
"Apakah engkau hendak mengungkit nikmat yg kuberikan kepadamu?"
Dawud tersungkur, bersujud kepada Allah & bertaubat.
.
Hal inilah yg mesti diresapi oleh seorang mukmin dalam ketaatannya kepada Allah. Jika ia sudah tahu bahwa seluruh ketaatan & amal kebajikan yg ia lakukan murni anugerah Allah lewat taufikNya, sungguh tak ada alasan untuk memandang dirinya utama & mengungkit2 kepada Allah maupun kepada sesama makhluk bahwa dia telah berbuat begini & begitu.
(Sayyidil Habib Ali Zainal Abidin Al Jufri)