Mengenang Al-Habib Salim bin Ahmad bin Jindan

Habib Salim bin Ahmad bin Shaleh bin Abdullah bin Djindan

Beliau Al-Habib Salim bin Ahmad bin Jindan lahir di Surabaya, 7 September 1906 (18 Rajab 1324 H). Nama lengkapnya adalah Habib Salim bin Ahmad bin Husain bin Saleh bin Abdullah bin Djindan bin Abdullah bin Umar bin Abdullah bin Syaikhan bin Asy-Syeikh Abu Bakar bin Salim.
Wafat 1 Juni 1969 (16 Rabiul Awal 1389 H).

Kelahiran Beliau 

Al-Habib Salim menulis dalam salah satu buku beliau, bahwasanya beliau dilahirkan di kota Surabaya pada hari Jum'at pagi tatkala terbit fajar shadiq tepat pada pukul 05:06 WIB, tanggal 18 Rajab 1324 H / 7 September 1906 Masehi. Di kampung sawahan Gang Sasak dirumah Kakek dari Ibunya Habib Ali bin Musthafa bin Asy-Syeikh Abu bakar bin Salim, dekat dengan Rubath Al-'Allamah KH. Ahmad bin Hamid bin Al-Hasan Al-Marzuqi. Ibu beliau mengandung selama lebih dari 11 bulan, dan keluarganya menjulukinya dengan sebutan bayi tek-tek, karena saat didalam kandungan terdengar suara seperti peletekan jari. Ayah beliau membuat syukuran Aqiqah dan Tasmiyah pada hari ketujuh setelah kelahiran Habib Salim, dan diberikan nama Salim jauh dari sebelum ibunya mengandung diberikan kabar oleh seorang wali besar bernama Habib Salim bin Abdullah Al-Haddar bahwasanya Salim yang akan lahir nanti akan selamat hatinya, hidupnya dan akhiratnya serta akan menjadi seorang yang agung.

Nasab Dari Ayah

Al-Habib Salim bin Ahmad bin Husain bin Saleh bin Abdullah bin Jindan bin Abdullah bin Umar bin Abdullah bin Syaikhan bin Asy Syaikh Abu Bakar bin Salim bin Abdullah bin Abdurahman bin Abdullah bin Asy Syeikh Abdurahman As Seggaf bin muhammad Maula Ad Dawilah bin Ali Maula Ad Dark bin Alwi Al Ghuyyur bin Al Faqih Al Muqoddam Muhammad bin Ali bin Muhammad Shahib Murbath bin Ali Khala' Qosam bin Alwi bin Muhammad Shahib Shawma'ah bin Alwi bin Ubaidillah bin Al Muhajir Ahmad bin Isa bin Muhammad bin Ali Al 'Uraidhi bin Ja'far Ash Shadiq bin Muhammad Al Baqir bin Ali Zainal Abidin bin Al Husain bin Ali bin Abi Thalib, Al Husain Putra As Sayyidah Fatimah Az Zahra binti Rasulullah Muhammad Shallallahu 'alaihi wa aalihi wa shohbihi wa sallam.

Nasab Dari Ibu

Al Habib Salim bin Asy Syarifah Muznah binti Ali bin mushthafa bin Ali bin Ahmad bin Ali bin Ahmad bin Ali bin Ahmad bin Ali bin Salim bin Ahmad bin Al Husain bin Asy Syaikh Abu Bakar bin Salim bin Abdullah bin Abdurahman bin Abdullah bin Asy Syeikh Abdurahman As Seggaf bin muhammad Maula Ad Dawilah bin Ali Maula Ad Dark bin Alwi Al Ghuyyur bin Al Faqih Al Muqoddam Muhammad bin Ali bin Muhammad Shahib Murbath bin Ali Khala' Qosam bin Alwi bin Muhammad Shahib Shawma'ah bin Alwi bin Ubaidillah bin Al Muhajir Ahmad bin Isa bin Muhammad bin Ali Al 'Uraidhi bin Ja'far Ash Shadiq bin Muhammad Al Baqir bin Ali Zainal Abidin bin Al Husain bin Ali bin Abi Thalib, Al Husain Putra As Sayyidah Fatimah Az Zahra binti Rasulullah Muhammad Shallallahu 'alaihi wa aalihi wa shohbihi wa sallam.

Guru-guru Beliau:

  1. Al Habib Ahmad bin Husain bin Jindan, ayah kandung beliau
  2. Al Habib Ali bin Mushthafa bin Asy-Syeikh Abu Bakar, ayah dari ibu beliau 
  3. Al Habib Muhammad bin Ahmad Al Muhdhar
  4. Al Habib Abdul Qodir bin Ahmad Bil-Faqih 
  5. KH.Ahmad bin Hamid Al Marzuqi Sawahan 
  6. KH.Khalil bin Abdul Lathief, Bangkalan 
  7. Al Habib Muhammad bin Abdurahman Al Baar, Ternate 
  8. KH.Muhammad Arsyad At Thawiil, Manado 
  9. Al Habib Abu Bakar bin Muhammad As-Seggaf, Gresik 
  10. Al Habib Muhammad bin Idrus Al Habsyi, Surabaya 
  11. Al Habib Abdullah bin Muhsin Al Attas, Bogor 
  12. Al Habib Ahmad bin Abdullah bin Thalib Al Attas, Pekalongan 
  13. Al Habib Abdullah bin Abdurahman Al Attas, Jombang 
  14. Al Habib Alwi bin Muhammad bin Thahir Al Haddad, Bogor 
  15. KH.Abdullah Azhari, Palembang 
  16. Al Habib Alwi bin Thahir Al Haddad, Johor 
  17. Asy Syeikh Umar bin Hamdan Al Mahrasi Al Jazairi, Makkah 
  18. As Sayyid Abdul Hayy bin Abdul Kabir Al Kattani, Maroko 
  19. As Sayyid Ali bin Falih bin Muhammad Adz Dzahiri, Makkah 
  20. Asy Syeikh Abdus Sattar bin Abdul Wahhab Ash Shiddiqi, Makkah 
  21. As Sayyid Abbas bin Abdul Aziz Al Maliki, Makkah 
  22. Asy Syeikh Muhammad bin Muhammad Zubaarah Al Yamani, Yaman 
  23. Asy Syeikh Abdul Waasi' bin Yahya Al Waasi'i, Yaman 
  24. Asy Syaikhah Amatullah binti Abdul Ghani Al Umariyah, Madinah 
  25. Asy Syarifah Husainah binti Al Habib Syeikh bin Ahmad Bafaqih, Surabaya 
  26. As Sayyid Abdullah bin Shadaqoh Dahlan
Selain nama-nama di atas, masih banyak lagi guru-guru Al Habib Salim Jindan. Tentang mereka Al Habib Salim pernah mengatakan, "Aku telah berjumpa dengan mereka semua, aku telah hadir di majelis-majelis mereka dan sungguh majelis-majelis mereka menyerupai majelisnya para sahabat Rasulillah shallallahu 'alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam, kekhusyu'an, ketentraman dan kebahagiaan serta kewibawaan dan keagungagn dirasakan di dalam hati. Sungguh siapapun yang memandang wajah mereka akan langsung mengigat Allah". Beliau juga pernah mengatakan tentang Al Habib Alwi bin Muhammad bin Thahir Al Haddad dan Al Habib Abu Bakar bin Muhammad As Seggaf Gresik, "Sungguh cukup keduanya sebagai panutan yang terbaik untuk kami dan anak-anak kami". Bahkan beliau pernah menuliskan dalam kitabnya suatu bait syair yang berbunyi:

تمنيت القيامة ليس إلا لألقى من أحب من الحفاظ
سمعت المرء مع من أحب من أهل التقى و اللحاظ

"Saya merindukan kedatangan hari kiamat tiada lain karena saya ingin berjumpa dengan para ulama dan ahli hadits yang saya cintai. Karena saya mendengar dalam hadits Sang Nabi "Seseorang akan bersama yang dia cintai" dari manusia-manusia bertakwa dan peduli".

Mengenai guru-gurunya itu, Habib Salim pernah berkata: “Aku telah berkumpul dan hadir di majelis mereka. Dan sesungguhnya majelis mereka menyerupai majelis para sahabat Rasulullah SAW dimana terdapat kekhusyukan, ketenangan dan kharisma mereka.

Adapun guru yang paling berkesan di hatinya ialah Habib Alwi bin Muhammad Alhaddad dan Habib Abubakar bin Muhammad Assegaf. Tentang mereka, Habib Salim pernah berkata, “Cukuplah bagi kami mereka itu sebagai panutan dan suri tauladan.

Pendidikan Beliau

Habib Salim mendapatkan pendidikan pertamanya dari rumah beliau sendiri disebabkan didalam rumahnya terdiri dari orang-orang yang bertaqwa kepada Allah, Guru pertamanya adalah ayah kandungnya sendiri yaitu Habib Ahmad bin Husain bin Jindan seorang ulama yang shaleh. Dan tentunya sanad ayah beliau menyambung kepada Gurunya yang juga ayahnya sendiri atau kakek Habib Salim yaitu Habub Husain bin Saleh bin Abdullah bin Jindan, Serta kakek Beliau Habib Saleh bin Abdullah bin Jindan yang mempunyai hubungan sanadan dengan pengarang kitab Ithaf As-Saadah Al Muttaqin Syarah Ihya Ulumuddin yaitu Al-Imam Muhammad Murtadha Az-Zabidi. Kakek beliau Habib Saleh memberikan ijazahnya kepada anak cucunya yang ada di Indonesia, sedangkan Habib Shaleh wafat sekitar 145 tahun di hadramaut ketika Habib Salim berusia 3 tahun.

Beliau juga berguru dengan kakek dari jalur ibunya yaitu Habib Ali bin Musthafa bin Syeikh Abu bakar bin Salim, beliau adalah murid Al-Imam Ahmad bin Zaini Dahlan.

Dirumah besar yang disurabaya itu juga Habib Salim tumbuh bersama wanita-wanita shaleha yaitu Ibunya Syarifah Muznah binti Ali bin Musthafa bin Asy-Syeikh Abu bakar yang seorang ahli ibadah, Kakak perempuan beliau juga seorang wanita shaleha yang berilmu luas istri seorang ulama dan wali besar pada masa itu.

Dirumah dan lingkungan yang seperti itulah Habib Salim bin Ahmad bin Jindan tumbuh dan belajar sampai memasuki jenjang pendidikan di Madrasah Al-Khairiyah yang dipimpin oleh Al-Habib Abdul Qodir bin Ahmad Bilfaqih.

Karya Tulis Al-Habib Salim bin Ahmad bin Jindan

Al-Habib Salim bin Ahmad bin Jindan banyak menuliskan kitab tentang sejarah, baik itu sejarah Islam di nusantara maupun secara umum, Selain itu beliau juga menulis banyak kitab membahas tentang berbagai disiplin ilmu.

Kemudian beliau juga banyak menulis buku tentang nasab-nasab suku nusantara. Diantaranya biografi ulama-ulama dan tokoh-tokoh dunia islam. Beliau menulis tentang biografi para gurunya hingga berpuluh jilid. Adapun tulisan beliau tentang sanad dan riwayat serta ijazah sungguh sangat banyak sekali.

Pujian Dan Pengakuan Guru-guru Beliau

Banyak ulama-ulama dunia yang memuji dan mengakui betapa agungnya Al Habib Salim bin Ahmad bin Jindan. Diantaranya adalah:

  1. Guru beliau Muhaddits Al Hijaaz Al 'Allamah Asy Syeikh Umar bin Hamdan Al Mahrasi Al Jazairi. Dalam naskah ijazah beliau kepada Al Habib Salim bin Ahmad bin Jindan beliau menulis, "Sesungguhnya aku telah memberikan ijazahku untuk As Sayyid yang sempurna Salim bin Ahmad bin Jindan”.
  2. Guru beliau juga Al 'Allamah Mufti Johor Al Habib Alwi bin Thohir Al Haddad. Dalam naskah ijazah beliau kepada Al Habib Salim beliau menulis, "Sesungguhnya telah meminta kepadaku Ijazah As Sayyid yang terhormat, yang kokoh berprinsip, yang ditalqinkan baginya ilmu, yang diberikan kepadanya ilham, seorang yang memiliki hafalan yang sangat kuat, yang selalu meneliti ilmu, yang kritis, yang setiap hari selalu datang dengan membawa pembahasan ilmiyah yang unik As Sayyid Salim bin Ahmad bin Jindan”. Di dalam kitab-kitab yang ditulis oleh Al Habib Alwi bin Thohir Al Haddad sering kali Al Habib Alwi mengutip dan bertumpu kepada apa yang dinyatakan oleh Al Habib Salim bin Ahmad bin Jindan.
  3. Asy Syeikh Hasan Al Massyaath ulama besar Makkah pernah mengatakan dalam kitabnya yang berjudul Ats Tsabat Al Kabiir sebagai berikut, "Di antara guruku adalah As Sayyid Salim bin Ahmad bin Jindan Al Hadrami Al Alawi yang tinggal di kota Jakarta di tanah Jawa. Aku selalu berjumpa dan berkumpul dengannya di Masjidil Haram dan di rumahku. Beliau sering kali memberikan Ijazah kepadaku, beliau berada di tempat yang sangat agung dalam ilmu dan ketaqwaan serta dalam berdakwah di jalan Allah. Beliau memiliki sanad-sanad yang bersambung dengan guru-guru dan leluhurnya, bahkan di antara sanad tersebut terdapat yang sangat dekat sekali dan tinggi sekali”.
  4. Seorang ulama besar di kota Makkah yang bernama Al 'Allamah Asy Syeikh Abdullah bin Sa'id Al Lahji pernah mengatakan dalam buku beliau yang berjudul Al Miqooh Ila Ar Riwayah wa Ar Ruwaah sebagai berikut, "Di antara guruku adalah Al 'Allamah, yang menguasai berbagai macam disiplin ilmu, yang merupakan keajaiban zaman ini, Al Muhaddits As Sayyid Salim bin Ahmad bin Husain bin Saleh bin Jindan”.
  5. Al Habib Jindan bin Novel bin Jindan pernah menyampaikan bahwa Al Habib Ali bin Abdur Rahman Al Jufri mendengar langsung dari Al Qutb Al Habib Abdul Qodir bin Ahmad As Seggaf bahwa beliau mengatakan, "Tiga tokoh Alawiyyin yang merupakan keajaiban dalam hafalan dan kecerdasan, Al Habib Abdur Rahman bin Ubaidillah As Seggaf, Al Habib Alwi bin Thahir Al Haddad dan Al Habib Salim bin Ahmad bin Jindan”.
  6. Dari Al 'Allamah KH.Muhammad Syukur Ya'qub bahwa beliau mendengar Al 'Allamah Al Habib Zain bin Abdullah Al Idrus Ash Shalabiyah berkata, "Kami para habaib dalam perihal hadits dan periwayatan menghadap dan berkiblat kepada Al Habib Salim bin Ahmad bin Jindan”.
Serta masih banyak lagi lainnya. Nama Al Habib Salim bin Ahmad bin Jindan sangat harum dari ujung timur Indonesia sampai ke ujung baratnya, dari selatan pulau Jawa hingga paling utara Asia Tenggara, di Timur tengah hingga ke Timur Jauh. Setiap orang yang berjumpa langsung dengan beliau, mengenal dekat dan bergaul dengannya pasti menyatakan kekagumannya kepada beliau.

Murid-Murid Beliau

Kami mendengar dari guru-guru kami bahwa ketiga ulama besar ini adalah guru besar bangsa Indonesia. Ketiganya adalah Al Habib Ali bin Abdurahman Al Habsyi, Al Habib Ali bin Husain Al Attas dan Al Habib Salim bin Ahmad bin Jindan. Tidak ada saat ini seorang alim ulama di JABODETABEK secara khusus dan di Indonesia secara umum melainkan ketiga ulama besar ini adalah mata air utamanya.

Di antara mereka adalah: 
  1. Al 'Allamah Al Habib Abdurahman bin Ahmad As Seggaf
  2. Al 'Allamah Al Faqiih KH.Muhammad Syafi'i Hadzami
  3. Al 'Allamah KH.Abdullah Syafi'i
  4. Al 'Allamah KH.Tohir Rahili
  5. Muhaddits Al Haramain As Sayyid Muhammad bin Alwi Al Maliki
  6. Al Musnid Al 'Allamah As Sayyid Umar bin Hamid Al Jailani
  7. Al 'Allamah Al Habib Ali bin Abdurahman As Seggaf
  8. Al 'Allamah KH.Muhammad Syukur Ya'qub
  9. Al 'Allamah KH.Muhammad Tayyib Izzi
  10. Al Habib Abdurahman bin Abdullah Ba Qodir Al Attas
  11. Al Habib Novel bin Al Habib Salim bin Jindan
  12. Al Ustadzah Asy Syarifah Fatimah binti Al Habib Salim bin Ahmad bin Jindan
  13. Al Ustadzah Asy Syarifah Fatimah binti Abdullah Ba Qodir Al Attas dan masih banyak lagi.
Tidak sedikit ulama-ulama besar dunia yang ingin masuk dalam ikatan sanad Al Habib Salim bin Ahmad bin Jindan hingga mereka meminta kepada beliau agar dituliskan Ijazah khusus oleh Al Habib Salim untuk masing-masing mereka. Di antara mereka adalah:
  1. Al 'Allamah Al Muhaddits Al Habib Salim bin Hafidz
  2. Al 'Allamah Al Faqih Al Habib Muhammad bin Salim bin Hafidz
  3. Al 'Allamah Asy Syeikh Hasan bin Muhammad Al Massyath
  4. Al 'Allamah As Sayyid Muhammad bin Hasan bin Muhammad Fad'aq
  5. Al 'Allamah Mufti Zanjubar Al Habib Umar bin Ahmad bin Sumaith
  6. Al 'Allamah Asy Syeikh Muhammad bin Salim Al Baihani
  7. Al 'Allamah As Sayyid Alwi bin Abbas Al Maliki dan masih banyak lagi.

Keilmuan Beliau

Beliau Al-Habib Salim bin Ahmad bin Jindan juga memiliki 4 gelar yaitu sebagai seorang yang ahli hadits, ahli nasab, ahli sejarah dan terpercaya segala periwatannya.

Beliau sangat ahli dan menekuni dalam perihal sejarah, sehingga setiap hadits yang diriwayatkan akan disebutkan secara terperinci sanadnya, bahkan tidak segan-segan beliau menegur ulama yang menyebutkan sebuah hadits tanpa disertai sanad yang lengkap yang bersambung sampai ke Rasulullah.

Bahkan suatu contoh beliau hafal sebuah sanad periwayatan hadits yang memiliki urutan sanad 14 generasi sampai ke Imam Bukhari, begitu juga dari Imam Bukhari sampai kepada Rasulullah SAW.

Kehidupan Bermasyarakat

Al-Habib Salim bergaul dengan masyarakat manapun dan tidak membedakan suku, agama dan rasnya. Beliau bergaul dengan rakyat biasa, orang belanda, orang cina, orang tua, anak muda, kaya dan miskin, bahkan muslim dan non muslim.

Pernah suatu ketika Habib Salim pergi malam-malam ditemani salah satu muridnya menggunakan Imamah dan Jubahnya mendatangi sebuah tempat maksiat, hal tersebut tentu membuat orang yang berada disitu kaget dan ketakutan, tetapi justru Habib Salim mendatangi mereka dengan penuh kasih sayang dan memberikan uang sebagai modal kepada pelacur-pelacur itu agar memiliki pekerjaan yang halal dan meninggalkan maksiat, beliau melakukan hal ini kurang lebih dua minggu sekali.

Bahkan bergaul dengan orang yang biasa pun, Habib Salim mengenakan kaos biasa, celana panjang sambil duduk diatas becak sambil di pijit dan dikelilingi orang-orang yang asik mendengarkan nasehat beliau dengan santai sembari bercanda.

Beliau sangat ditakuti apabila di podium, bagaikan singa ditengah-tenga para ulama, keras dalam menasehati tetapi lembut apabila sudah bergaul terutama dengan pemuda, tak jarang setelah turun podium beliau melepas imamah dan bercanda gurau dengan para pemuda sembari membicarakan suatu hal yang menarik dikalangan pemuda itu.

Bahkan dikalangan para ulama, atau orang yang mengaji disekitaran jabodetabek pastilah akan didapati foto beliau di rumahnya. Banyak Guru-guru besar dijakarta yang berguru kepada Beliau.

Wafat Beliau

Kabar wafatnya beliau sangatlah menyayat hati umat islam yang mengenal beliau, karena tidak sedikit yang memiliki kenangan manis bersama beliau. Bahkan sepanjang jalan kampung melayu sampai condet dipenuhi jutaan pelayat yang mengiringi jenazah beliau, sehingga keranda beliau tampak seperti jalan sendiri ditengah-tengah lautan manusia. 16 Rabiul Awal 1389 H atau bertepatan dengan tanggal 1 Juni 1969 Masehi adalah tanggal wafat beliau, bahkan ditahun itu menjadikan perayaan maulid penuh dengan cucuran air mata sebab kehilangan Al-Habib Salim yang merupakan Khatibul Ummah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Facebook

Spotify

Youtube Channel