بسم الله الرّحمن الرّحيم
Diantara wasiat yang diberikan Syekh Samman al-Madani adalah, berkata Al-Imam Al-Quthb Al-Ghauts Az-Zaman Al-Waliy Al-Quthb Al-Akwan Asy-Syekh Muhammad bin Abdul Karim As-Samman Al-Madani:
· "Tidaklah aku diangkat Allah SWT. menjadi Al-Waly Al-Quthb Al-Ghauts dan Quthb Al-Akwan melainkan aku selalu rutin membaca doa;
اللهم اغْفِرْلِأُمَّةِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ اللهم ارْحَمْ أٌمَّةَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ اللهم اسْتُرْ أُمَّةَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ اللهم اجْبُرْ أُمَّةَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
Allahummaghfir li-ummati sayyidina Muhammad. Allahummarham li-ummati sayyidinina Muhammad. Allahummastur li-ummati sayyidina Muhammad. Allahummajbur li-ummati sayyidina Muhammad SAW. 4X berturut-turut setelah selesai sholat Shubuh sebelum berkata-kata urusan dunia dan dia istiqamah membacanya maka ia menempati martabat fadhilah Quthub.”Maksud beliau memberikan amalan ini ialah agar kita selalu bersatu sesama ummat islam dan sebagai ummatnya Rasulullah SAW. janganlah ada iri dengki dan buruk sangka terhadap sesama sekalipun seseorang itu kelihatannya hina. Jadi membaca doa ini setelah sholat Shubuh dengan niatan mudah-mudahan semua ummat Rasulullah SAW. diampuni Allah SWT. Atas segala dosa, dimudahkan Allah SWT. tuk mengamalkannya dan dengan harapan semoga hati kita dibersihkan dari segala penyakit hati seperti riya, ujub, takabbur, sombong, iri, dengki, hasud, berperasangka buruk dan sifat-sifat buruk lainnya.
“Barangsiapa mengambil thariqah kepadaku dan mengamalkannya niscaya pasti ia akan mendapatkan rasa majdzub di dalam dunia (diambil oleh Allah SWT. aqalnya yang Basyariyyah diganti dengan aqal yang bersifat Rabbaniyah) yakni diambil oleh Allah akan rasa punya wujud dan sifat dan af’al diganti dengan rasa ‘adam mahdhah adam semata” yakni tiada punya wujud, sifat dan af’al melainkan hanya Allah SWT. yang punya wujud hakiki, minimal di saat sakaratul maut.”
“Perkataan aku ini seperti perkataan Sayyidi Syekh Abdul Qadir al-Jailani. Barangsiapa yang menyerukan aku “Ya Samman” 3 kali ketika mendapat kesusahan, niscaya aku akan datang menolongnya.”
Syekh Samman al-Madani meninggal dunia pada hari Rabu 2 Dzulhijjah tahun 1189 H, dan dimakamkan di pemakaman Baqi’ bersandingan dengan maqam para Istri Rasulullah. Para ulama mengatakan bahwa barangsiapa yang melazimkan membaca Manaqib Sayyidi Syekh Samman (Ratib Samman) berjamaah dengan orang banyak dan membaca al-Qur’an serta bertahlil kemudian bersedekah semampunya dan pahalanya dihadiahkan kepada Sayyidi Syekh Samman, niscaya ia akan dimudahkan rizqinya oleh Allah SWT.