Kemunculan Tarekat Sammaniyah
bermula dari kegiatan sang tokoh pendirinya, yaitu Syekh Muhammad bin Abdul
Karim As-Sammani Al-Hasani Al-Madani Al-Qadiri Al-Quraisyi. Ia adalah seorang
fakih, ahli hadits, dan sejarawan pada masanya. Dilahirkan di Kota Madinah pada
tahun 1132 Hijriyah atau bertepatan dengan tahun 1718 Masehi. Keluarganya
berasal dari suku Quraisy.
Semula, ia belajar Tarekat
Khalwatiyyah di Damaskus. Lama-kelamaan, ia mulai membuka pengajian yang berisi
teknik dzikir, wirid, dan ajaran tasawuf lainnya. Ia menyusun cara pendekatan
diri dengan Allah Swt. yang akhirnya disebut sebagai Tarekat Sammaniyah.
Sehingga, ada yang mengatakan bahwa Tarekat Sammaniyah adalah cabang dari
Khalwatiyyah.
Demi memperoleh ilmu pengetahuan, ia
rela menghabiskan usianya dengan melakukan berbagai perjalanan. Beberapa negeri
yang pernah ia singgahi untuk menimba ilmu diantaranya adalah Iran, Syam,
Hijaz, dan Transoxiana (wilayah Asia Tengah saat ini). Diantara karya-karya
tulis beliau adalah; Mujamu al-Masyayikh, Tazyil at-Tarikh Baghdad, dan
Tarikh Marv.
Kemuliaan Syekh Muhammad Samman
dikenal sebagai tokoh tarekat yang memiliki banyak karamah. Baik dari
kitab Manaqib Syaikh al-Waliy asy-Syahir Muhammad Samman maupun Hikayat
Syekh Muhammad Samman, keduanya mengungkapkan sosok Syekh Samman.
Sebagaimana guru-guru besar tasawuf, Syekh Muhammad Samman terkenal akan
kesalehan, kezuhudan, dan kekeramatannya. Konon, ia memiliki karamah yang
sangat luar biasa.
“Ketika kaki diikat sewaktu di
penjara, aku melihat Syekh Muhammad Samman berdiri di depanku dan marah. Ketika
kupandang wajahnya, tersungkurlah aku dan pingsan. Setelah siuman, kulihat
rantai yang melilitku telah terputus," kata
Abdullah al-Basri. Padahal, kata seorang muridnya, ketika itu Syekh Samman
berada di kediamannya sendiri.
Adapun perihal awal kegiatan Syekh
Muhammad Samman dalam tarekat dan hakikat, menurut Kitab Manaqib, diperolehnya
sejak bertemu dengan Syekh Abdul Qadir al-Jailani. Suatu ketika, Syekh Muhammad Samman berkhalwat (menyendiri) di suatu tempat
dengan memakai pakaian yang indah-indah. Pada waktu itu datanglah Syekh Abdul
Qadir al-Jailani yang membawakan pakaian jubah putih dan berkata: "Ini
pakaian yang cocok untukmu." Ia kemudian memerintahkan Syekh
Muhammad Samman agar melepas pakaiannya dan mengenakan jubah putih
yang dibawanya itu. Konon, Syekh Muhammad Samman
menutup-nutupi ilmunya sampai datanglah perintah dari Rasulullah Saw. untuk
menyebarkannya kepada penduduk Kota Madinah.