Tidaklah yang disebut manusia yang meraih cita-citanya dan tujuan yang tidak mau meletakkan pada dirinya pada tunggangan atau kendaraan yang mengerikan dan membahayakan, maka bersemangatlah untuk mencapai perkara-perkara yang mulia dan bersabarlah dengan istiqomah dan ketakwaan.
Berhati-hatilah dengan perkara-perkara yang menghadapi orang-orang yang bodoh dan rendah, karena aku akan mencapai cita-cita itu dengan sangat bersemangat terhadap suatu perkara, yang aku ketahui itu adalah kemuliaannya (ilmu).
Ciri-ciri orang yang memiliki semangat yang tinggi dan jiwa yang besar ialah yang menyukai perkara-perkara yang penting dan meninggalkan perkara-perkara yang tidak penting dan tidak berguna.
Maka kunci kebahagiaan seseorang adalah yang mengikuti sunnah Nabi SAW.
contohnya :
- sholat sunah diperbanyaki,
- menghidupkan sunnah2nya dengan membaca maulid yg istiqomah, karena seseorang itu tidak akan sampai apa yang dicita citakan kecuali mengikuti jejak-jejak rasulullah dalam hal ucapan perbuatan, atau ahlak dengan segala keadannya dan meneladani nabi Muhammad SAW.
Orang-orang yang menjadi besar dalam kedudukannya dia berjalan dengan semangat dengan menuju Ar-Rahman disertai keteguhan dalam pendirian dan prinsip yang kuat dengan penuh ikhlas tanpa halangan, maka mereka telah mencapai cita-cita yang agung, dengan mendapatkan kehidupan yang mulia di sisi Allah.
Pakaian mereka adalah takwa, perhiasan mereka adalah malu, menjadi tanda Ar-Rahman adalah tujuan cita-cita mereka dipandang dalam ucapan mereka berkata benar, dipandang dalam perbuatan mereka adalah pemberi petunjuk yang dhahir maupun yang bathin, rahasia mereka terlepas dari tipuan dan dengki, karena mereka tunduk terhadap Allah SWT. yang selalu hadir dihadapannya dan patuh kepadanya yang mengetahui kebesaran dan keagungannya.
Hai penuntut ilmu apabila engkau tidak menguasai kitab ilmu, berusahalah untuk menguasai mihrab atau tempat ibadah, bila tidak menguasai mihrab maka berusahalah untuk menguasai adab atau sopan santun (ahlak), andaikata tidak menguasai salah satu bagian itu dikarenakan lemahnya akal maka cukuplah mentaati orang yang disebut ulama, mengagungkan ilmunya, mengagungkan walinya, dan mengagungkan kaum mukminin, dan menjaga hati bersih dari sangka buruk dan pendengaran serta memeliharanya dari segala sesuatu yang dapat merusak hati dan pandangan, dan yang menyebaban merintangi dan membantah dengan mereka untuk berbuat amal sholeh, maka menjaga hati yang tetap bersih, suci dan jernih, dan bersemangat untuk bergaul dengan mereka, dan berhubungan dengan mereka dengan sebab-sebabnya akan menambah kebaikan-kebaikan dan kemuliaan.
Bahkan di akhir jaman ini banyak orang yang menghamparkan tikar dan ibadah menghadap tuhannya diantaranya sampai umur 60-70 tahun tapi tidak sanggup untuk belajar atau mengajar, dan sungguh menuju kebodohan dan kelemahan akal. menurut guru kita orang-orang yang di akhir jaman kebanyakan tertinggal dari pelajaran2 orang shalafunash sholihin. ini tanda2 benar suatu kehancuran karena kejahilan dan kebodohan adalah tanda2 kebinasaan dan musibah, hilangnya ahlak dan etika, sehingga banyak manusia dalam keadaan kebingungan.
maka berhati hatilah engkau dan menjauhkan dari sifat2 kejahilan dan kebodohan, maka dalam firman Allah
Qs Al-An'am 90
Mereka itulah orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah, maka ikutilah petunjuk mereka. Katakanlah: "Aku tidak meminta upah kepadamu dalam menyampaikan (Al-Quran)". Al-Quran itu tidak lain hanyalah peringatan untuk seluruh ummat.(90)
ketahuilah bahwa Allah mengangkat derajat para ulama di hari kiamat dengan 700 derajat dibanding kaum mukmin yang lain, sedangkan jarak antara derajatnya ditempuh dengan waktu 500 tahun.
sesungguhnya ilmu yakni mempelajari dan mengajarkannya lebih tinggi dan lebih utama dibangdinkan semua perbuatan untuk mendekatkan diri kepada Allah, berdasarkan dalil-dalil yang sangat banyak sperti di firmankan oleh Allah
Qs: Al-Imron 18
Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), Yang menegakkan keadilan. Para Malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu). Tak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.(18)
Maka jelas Allah ta'ala memulai dengan memuji diri sndiri kemudian malaikatnya dan kemudian para ahli ilmu cukuplah itu sebagai kemuliaan dan dasar pedoman bagi para alim ulamanya.