Bagaimana Allah Mengatur Rezeki Hambanya


Para Nabi dan ulama tidak pernah bosan menasihati dan menerangkan jalan yang terbaik untuk manusia sehingga mereka mengarang kitab, membuat perumpamaan-perumpamaan agar manusia takut kepada Allah Taala. Namun, manusia masih juga ragu-ragu, khawatir dan sebagainya. Ini karena mereka tidak benar-benar menghayati ayat-ayat Allah dan sabda Rasulullah SAW serta ucapan para sholihin. Tetapi mereka selalu mendengar bisikan syaitan yang mengakibatkan hati mereka lemah karena syaitan lebih menguasai hatinya.

Adapun, orang yang baik adalah mereka yang mempunyai mata hati dan mau melihat jalan penyebab bagi rezeki yang diperolehi. Mereka berpegang pada tali Allah dan tidak memperdulikan kejadian-kejadian di muka bumi. Mereka menganggap hubungan dengan orang lain sepi karena telah yakin dalam hati akan ayat-ayat Allah sehingga mereka tidak goyah dengan godaan syaitan, orang lain dan nafsu.

Terdapat suatu riwayat: Syeikh Ibrahim bin Adham (salah seorang wali besar) ketika hendak mengarungi padang pasir, dia ditakut-takuti oleh syaitan: "Ini padang pasir, engkau bisa mati jika tidak membawa bekal." tetapi Syeikh Ibrahim tetap bertekad untuk mengarungi padang pasir itu tanpa bekalan. Kemudian, untuk mengalahkan syaitan, beliau melakukan sholat seribu rakaat disetiap satu mil. Beliau membuktikan tekadnya itu dengan baik sehingga beliau berhasil mengarungi padang pasir itu dalam waktu dua belas tahun.

Tatkala Harun Ar-Rasyid menunaikan haji (seperti yang telah diriwayatkan bahwa beliau bernazar untuk naik haji dengan berjalan kaki), beliau bertemu dengan Syeikh Ibrahim yang sedang melintasi padang pasir selama satu tahun. Kemudian Harun Ar-Rasyid melihat Syeikh Ibrahim menunaikan Sholat dibawah tiang papan penunjuk jalan. Lalu Harun Ar-Rasyid mendekatinya dan berkata dengan ramah: "Bagaimana keadaan tuan saat ini?." Syeikh Ibrahim menjawab pertanyaan itu dengan syair:

نُرَ قِّعُ دُنْيَانَا بِتَمْزِ دِيْنِنَا

فَلاَ دِيْنُنَا لَيَبْقَى وَلاَ مَا نُرَ قِّعُ


وَجَادَ بِدُنْيَا هُ لِمَا يَتَوَقَّعُ

فَطُوْ بَى لِعِبْدٍ آثَرَ اللَّهَ رَبَّهُ

Secara terus-menerus kita memukul dunia ini.
Tetapi selalu juga kita merobek-robek agama kita,
akhirnya agama hancur dan dunia pun tidak dapat lagi dibela

Beruntunglah orang yang memilih Allah sebagai Tuhannya
dan rela meninggalkan dunia demi mengharapkan keridhaan Tuhannya.

mendengar jawaban itu, raja Harun Ar-Rasyid menangis tersedu-sedu.

Riwayat lain, terdapat seorang soleh yang sedng berjalan di tengah-tengah padang pasir. Kemudian datang syaitan menggoadanya: "Di padang ini tidak ada orang lain dan tidak ada yang subur disini. Engkau akan mati disini karena tidak membawa bekal." Akan tetapi, beliau tidak goyah sedikitpun mendengar godaan syaitan itu, bahkan beliau mengambil jalan yang tidak biasa dilalui orang dengan tujuan tidak mau mengambil apa-apa dari orang lain dan tidak mau makan apapun. Dalam hati, beliau berkata: "Aku tidak makan apa-apa kecuali jika ada orang memasukkan kedalam mulutku samin dan madu." Kemudian, beliau terus menyimpang dari jalan yang membuatnya menyendiri. Kemudian, beliau mengatakan: "Lama sungguh aku berjalan. Tiba-tiba melihat seorang kafilah yang tersesat jalan. Maka, agar tidak melihatku, aku pun merebahkan diri ke tanah. Tetapi Allah mentakdirkan lain, yaitu kafilah itu berjalan ke arahku sehingga dia menemui aku dalam keadaan terbaring. Lalu, aku memejamkan mata, tetapi dia mendekati aku dan berkata: "Kasihan orang ini, terkandas dalam perjalanan. Dia pingsan karena kelaparan dan kehausan. Biar aku masukkan ke dalam mulutnya samin dan madu karena kalau makanan keras, mungkin akan membahayakan dirinya. Dengan madu dan samin, mudah-mudahan dia dapat segera sembuh dari pingsan. "Kemudian orang itupun berusaha memasukkan ke dalam mulutku samin dan madu. Aku menutup mulutku rapat-rapat. Ternyata orang itu tidak kehabisan akal, dia membuka mulutku secara paksa dengan pisau. Lalu, aku tertawa......... menyaksikan keadaan itu, dia bertanya kepadaku: "Gilakah engkau? Tadi aku lihat engkau tergolek pingsan, tetapi kini engkau tertawa, gilakah engkau?" Aku jawab: "Tidak! Aku tidk gila........... Alhamdulillah." Kemudian aku ceritakan kepadanya tentang apa yang aku alami dari awal (ketika aku digoda syaitan) hingga dia menemui aku. Dia merasa heran mendengar ceritaku."

Demikianlah orang yang bertawakkal kepada Allah, mendapatkan rezeki tanpa disangka. Semua itu aturan Allah. Salah seorang guru kami mengatakan: "Tatkala aku menuju sebuah masjid yang tepencil dengan tidak membawa barang bekal sedikitpun sebagaimana kebiasaanya para wali, aku telah digoda syaitan. Katanya: "Masjid yang engkau tuju ini jauh dari orang ramai. Alihkan tujuanmu kamu ke masjid yang berada di tengah-tengah desa, niscaya engkau akan mendapat makanan." Dalam hati, aku berkata:"Tidak, aku akan tidur di masjid terpencil itu. Aku bersumpah tidak akan makan, kecuali disuapi sesuap demi sesuap." Kemudian aku sholat Isya' dan mengunci pintu masjid. Di tengah malam, ada seorang mengetuk pintu sambil membawa obor. Lama orang itu mengetuk pintu. Setelah aku buka, aku lihat seorang nenek bersama seorang pemuda berdiri didepan pintu. Lalu mereka masuk dan meletakkan sebuah piring berisikan kue dihadapanku. Kemudian, nenek itu berkata kepadaku: " Pemuda ini anakku dan aku membuat kue ini untuknya. Tetapi oleh karena terdapat sedikit salah paham dan perselisihan antara kita berdua, maka di bersumpah tidak mau memakannya kecuali disertai seorang pembantu yang berada di Masjid." Lalu, sambil mempersilahkan, dia menyuap aku secara silih berganti dengan anaknya. Demikian seterusnya sehingga kami kenyang. Setelah itu, merekapun pulang dan aku menutup pintu dengan perasaan yang penuh keheranan."

Begitulah Allah mengatur rezeki seseorang, dan ini cuma sebagian kecil dari sekian banyak contoh mengenai orang-orang yang kuat hatinya melawan godaan syaitan. Semua itu merupakan contoh perjuangan para Solihin yang melawan syaitan dan hawa nafsunya.

Facebook

Spotify

Youtube Channel