Sebuah Kisah Teladan Dari Alhabib Hasan bin Abdullah Assyatiry.


Beliau dikenal seorang yang dikaruniai mukasyafah (dapat melihat isi hati manusia) yang luar biasa, sehingga setiap kita tidak akan berani berhadapan dengan beliau secara langsung. karena setiap perilaku kita akan beliau tampakkan dengan jelas. "MENEMPATKAN DIRI"

Kadang kita lupa atau tidak perhatian untuk menempatkan diri kita pada tempat yang sepantasnya.. apakah tempat yangg kita tempati itu pantas bagi kita?

Pernah waktu kami menghadiri rouhah(pengajian) Al-Habib Hasan bin Abdullah As-Syathiri (kakak dari Al-Habib Salim As-Syathiri) dirubat tarim, ketika ditengah-ditengah acara ada seorang ahli fiqih Al-Habib Abu Bakar bin Muhammad Balfaqih hadir terlambat, maka beliaupun tidak mendapatkan tempat didepan yang biasa beliau tempati sehingga beliau duduk dibelakang. Namun ketika Al-Habib Hasan mengetahui kedatangan Habib Abu Bakar Balfaqih maka Habib Hasan memerintahkan untuk maju dan duduk ditempat yang biasa beliau tempati karena memang pantasnya ada didepan.

Sebaliknya ada santri yang datang waktu rouha Al-Habib Hasan ,juga dengan berpakaian yang resmi layaknya pakaian para guru atau habaib sepuh lengkap dengan imamah (surban yang dikepala) beserta jubah. Alangkah marah beliau sampai beliau mengatakan "من انت (siapa kamu) /seakan tidak punya akhlaq.."

Dilain cerita Al-Habib meminta agar imamah santri tersebut dibuka,karena Al-Habib Hasan melihat ada tanda hitam diwajahnya (pertanda ada ujub dalam hati si santri).

Dilain kisah seorang santri sebelum berangkat ke Rubath Tarim dia merokok di bandara Halim Perdana kusumah Jakarta hingga sesampai di Rubath Tarim Alhabib Hasan menegurnya..."sudah tau kamu mau berangkat ke Hadramaut kok masih sempat merokok..."
(Dipetik dari cerita Sahabat Alumni Rubath Tarim.)

Facebook

Spotify

Youtube Channel