Cinta Palsu Kaum Munafiq Tehadap Habaib

Benarlah apa yang dikatakan oleh Syeikhuna Al-Ustadz Al-Habib Abdurrahaman bin Ahmad bin Abdulgadir Assegaf :
"Nanti ada zamannya orang mencintai Habaib seperti orang mencium buah yang wangi, tapi dikala merasakan itu buah masam di hina aja itu buah, walhal dia lupa masih banyak buah serupa yang manis rasanya, dan mungkin dia juga tidak faham itu buah berasal dari pohon yang berbeda dengan pohon pada umumnya.

Di Akhir Zaman nanti orang akan meributkan perihal Nasab dan cium tangan, walhal sesungguhnya perkara yang ada hanya sekedar Hasud dan sifat iri dengki belaka karena Kotornya Hati, Kalau mau selamat hindari akan hal yang demikian"

Cinta Butuh Pembuktian Cinta tak sekedar pengakuan di lisan, tapi cinta butuh pembuktian. Salah satu bukti cinta pecinta kepada seseorang yang dicintainya ketika dirinya berusaha memuliakan, menghormati, meneladani dan mengikuti yang dicintainya dalam segala aspek kehidupan, baik dalam akhlaq (perkataan dan perbuatan), ibadah, muamalah dan lain sebagainya.

Setiap orang yang mengaku dirinya muslim, pasti mencintai Ahlul Bait (keluarga) Nabi. Seorang yang mengaku mencintai Keturunan Nabi maka konsekuensinya harus mampu membuktikan pengakuannya dalam kehidupannya, yaitu berusaha memuliakan, menghormati, meneladani dan mengikuti mereka dalam berbagai aspek di atas.

Karena apabila cinta hanya sebatas perkataan di lisan tanpa adanya pembuktian, maka yang ada hanyalah cinta palsu. Dan yang lebih penting lagi, bahwa kecintaan itu tidak berlandaskan pada hawa nafsu, tapi harus berlandaskan karena Allah ta'ala, karena dari sinilah bisa dibedakan antara seorang yang jujur dengan pendusta. Antara orang yang beriman dengan orang munafik.

Facebook

Spotify

Youtube Channel