1.
Disaat aku menempuh
berjalan menuju cita-cita, tanpa aku mengenal siang dan malam, banyak sekali
aku menemui aral dan rintangan ku tak peduli, tuk meraih cita-cita tidak akan
kupejamkan mataku hanya untuk melihat kebesaran dan keagunganMu, kumerasakan
sentuhan-sentuhan dzikir membuat sejuknya hati, tanpa terasa titik airmata
membasahi pipi yang membuatku semakin rindu untuk selalu menyebutMu, dengan
tumbuhnya cinta menyeru pada keimanan waktu demi waktu, hari demi hari, minggu
demi minggu, bulan demi bulan, tahun demi tahun, tanpa terasa umur makin
bertambah, tanpa kusadari dan aku bertanya sudahkah aku mendapatkan cintaNya?
kekosongan jiwaku saat tidak ada kejernihan dan kemurnian hati, kucoba untuk
meraih yang telah hilang dari hatiku dan berpaling dari apa yang Engkau benci,
yang membuat hati makin terasa jauh padahal Engkau sangat dekat keagungan dan
kemuliaan berada ditanganMu, kehampaan dan kekosongan jiwa yang membebani hati
semakin merana karena tiada cinta dan kasih yang aku rasakan, sepi, sedih, dan
kosong, hampa tiada lagi kecintaan yang pernah kurasakan Engkau peduli kepadaku
dan menatapku, dan takkan pernah meninggalkan walaupun sekejap dalam
pandanganMu terhadapku, Engkau taburkan cintaMu kepadaku, tapi sungguh aku
tidak tahu dan tidak mengerti karena kebodohanku, yang aku ketahui ketulusan
dan kemurnian yang akan aku rasakan, cinta itu penuh dengan harapan untuk meraihnya, kembali seperti
semula betapa bodoh dan ruginya diriku yang tidak merasakan belaian dan
kelembutanMu dan kasih sayangMu yang melampaui ruang dan masa dalam
keabadianNya rintihan dalam kesunyian yang penuh dengan kerinduan ditengah
malam penuh harapan 'mendapatkan cintaNya yang abadi.New
Home
/
Hadratus Asy-Syeikh Arifin bin Ali bin Hasan
/
Syair
/
Syair Hadratus Syeikh Arifin bin Ali bin Hasan
Syair Hadratus Syeikh Arifin bin Ali bin Hasan
Syair