Syeikh Yusuf Ismail An-Nabhani |
Salah satu kitab Syaikh Yusuf yang secara lengkap membahas tentang keutamaan shalawat kepada Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam adalah kitab Afdhalush Shalawat 'Alaa Sayyidis Saadaat. Kitab karya beliau ini memuat tujuh puluh macam bentuk shalawat kepada Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam beserta penjelasan serta tata cara pengamalannya, dan biografi sebagian periwayatnya.
Shalawat pertama yang dijelaskan dalam kitab ini adalah Shalawat Ibrahimiyah, dan diakhiri dengan shalawat Kubro milik Sulthanul Auliya' Asy-Syaikh Abdul Qadir al-Jailani Radhiyallahu 'Anhu.
Beberapa shalawat yang tercantum dalam kitab Afdhalush Shalawat karya Syaikh Yusuf bin Ismail an-Nabhani diantaranya yaitu:
- Shalawat Nariyah beserta Khasiatnya
- Kumpulan Shalawat Karya Syaikh Ahmad bin Idris
- Shalawat Al-Manzilal Muqarrab beserta Khasiatnya
- Shalawat Syaikh Ibrahim Al-Mathbuli dan Khasiatnya
- Dan lain sebagainya.
Berbicara mengenai biografi Syaikh Yusuf bin Ismail An-Nabhani, maka kita dapat menemukan otobiografi beliau dalam berbagai kitab karya beliau. Misalnya dalam kitab Asy-Syaraf al-Mu'abbad Li Ali Muhammad yang terbit tahun 1309 hijriya atau 1891 masehi. Kita juga dapat menyimaknya dalam kitab Jami' Karamatil Auliya' dan kitab Asbab yang keduanya terbit pada tahun 1329 hijriyah atau 1911 masehi.
Syaikh Yusuf bin Ismail An-Nabhani memiliki nama lengkap yaitu Syaikh Nashiruddin Yusuf bin Ismail An-Nabhani. Beliau lahir pada tahun 1265 hijriyah atau bertepatan dengan tahun 1849 masehi. Beliau merupakan keturunan dari Bani Nabhan, salah satu suku Arab Badui yang tinggal di desa Ijzim, bagian utara Palestina, dan masuk otoritas hukum kota Haifa yang termasuk wilayah Akka, Beirut.
Ayahnya bernama Sayyidis Syaikh Ismail An-Nabhani. Seorang ulama sepuh yang mumpuni dalam bidang ilmu-ilmu keislaman. Beliau dikenal sebagai ulama yang memiliki daya ingat luar biasa, hafalan al-Quran yang sangat baik, tekun dalam beribadah, dan memiliki suara yang sangat merdu setiap kali melantunkan ayat-ayat suci al-Quran. Beliau dikenal sangat ketat dalam membaca dan mengkhatamkan al-Quran. Secara istiqamah beliau mampu mengkhatamkan al-Quran 3 kali dalam seminggu. Amalan ini beliau lakukan dengan sangat istiqamah. Dan dari ayahnya inilah Syaikh Yusuf pertama kali menimba ilmu keislaman khususnya al-Quran.
Setelah berhasil menghafalkan al-Quran di usia yang sangat muda, Syaikh Yusuf bin Ismail An-Nabhani kemudian melanjutkan thalabul 'ilminya ke Al-Azhar. Beliau masuk di al-Azhar pada hari Sabtu awal Muharram tahun 1283 hijriyah atau bertepatan dengan tahun 1866 masehi. Di al-Azhar, beliau dengan tekun belajar berbagai disiplin ilmu keislaman kepada para ulama dan imam besar di masanya. Beliau menamatkan pendidikannya di al-Azhar pada bulan Rajab tahun 1289 hijriyah, bertepatan dengan tahun 1872 masehi.
Diantara para guru yang mendidik Syaikh Yusuf bin Ismail An-Nabhani adalah:
- Syaikh Ibrahim al-Saga asy-Syafi'i yang wafat pada tahun 1298 hijriyah. Dari beliau, Syaikh Yusuf bin Ismail an-Nabhani mempelajari kitab Syarah at-Tahrir dan Manhaj karya Syaikh Zakariyah al-Anshari asy-Syafi'i, berikut catatan pinggir dari kedua kitab tersebut. Beliau mengkajinya selama kurang lebih 3 tahun hingga beliau pada akhirnya mendapatkan ijazah sebagai pertanda atas kapasitas dan posisi keilmuannya.
- Syaikh Syamsuddin al-Ambabi asy-Syafi'i. Beliau ini merupakan satu-satunya Syaikh di masanya yang mendapatkan julukan Hujjatul 'Ilmi dan merupakan guru besar Al-Azhar pada masa itu. Pada Syaikh Syamsuddin ini, Syaikh Yusuf tercatat belajar Syarah kitab al-Ghayah wa at-Taqrib fi Fiqhisy Syafi'i karya Syaikh Ibn Qasim dan al-Khathib asy-Syarbini, dan kitab-kitab lainnya selama kurang lebih dua tahun.
- Syaikh Yusuf ak-Barqawi al-Hanbali. Syaikh pilihan dari madzhab Hanbali
- Syaikh Abdul Qadir ar-Rafi'i al-Hanafi ath-Tharabulusi. Syaikh pilihan dari masyarakat Syawam
- Syaikh Al-Muammar Sayyid Muhammad Damanhuri yang wafat pada tahun 1286 hijriyah.
- Syaikh Ibrahim Al-Zuru al-Khalili asy-Syafi'i yang wafat pada tahun 1287 hijriyah
- Syaikh Ahmad al-Ajhuri al-Dharir asy-Syafi'i yang wafat pada tahun 1293hijriyah
- Syaikh Hasan al-'Adwi al-Maliki yang wafat pada tahun 1298 hijriyah
- Syaikh Abdul Hadi Naja al-Ibyari yang wafat pada tahun 1305 hijriyah
- Syaikh Abdurrahman Asy-Syarbini asy-Syafi'i
- dan lain sebagainya.
Setelah dirasa cukup untuk memulai dakwah, maka kemudian Syaikh Yusuf bin Ismail An-Nabhani memulai perjalanan dakwah beliau dengan ghirah yang tinggi untuk menyebarkan agama Allah yang agung. Beliau juga sempat menjadi pejabat pengadilan di wilayah Syam dan pada akhirnya menjadi ketua pengadilan tinggi di Beirut.
Selain itu Syaikh Yusuf bin Ismail An-Nabhani juga senantiasa mendawamkan diri dalam dzikir kepada Allah dan bershalawat kepada kanjeng Rasul Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam beserta para keluarga dan sahabat-sahabatnya.
Beliau juga menyibukkan diri untuk menulis kitab-kitab bermutu dan agung yang membuat berbagai disiplin keilmuan, mulai dari tarikh rasul, ilmu hadits, puji-pujian untuk kanjeng rasul, tafsir, kisah-kisah para wali dan lain sebagainya. Diantara kitab karya beliau adalah:
- Afdhalush Shalawat 'Alaa Sayyidis Saadaat yang menjadi rujukan admin walisongo dalam menjelaskan keutamaan shalawat nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam.
- Risalah fi Miftah an-Na'li asy-Syarif
- Khulashah al-Kalam fi Tarjih din al-Islam
- Al-Qaul al-Haq fi Madhi Sayyid al-Khalq
- Al-Nazam al-Badi' fi Maulid asy-Syafi'
- Saadah al-Maad fi Muwazanah Banat Suad
- Hujjatullah 'Ala al-Alamiin fi Mu'jizah Sayyid al-Mursaliin
- Al-Hamziah al-Alfiyah yang dinamakan Taybah al-Gharra' fi Madhi Sayyid al-Anbiya'
- Shalawat al-Thana' alaa Sayyid al-Anbiya'
- Saadah ad-Darain fi Shalat 'alaa Sayyid al-Kaunain
- Al-Hadits al-Arbain min Amthal afsoh al-Alamiin
- Al-Hadits al-Arbain fi Fadhail Sayyidil Mursaliin
- Wasail Wusul ilaa Syamail al-Rauul
- Asy-Syarf al-Muabbad li Ali Muhammad
- Al-Anwar al-Muhammadiyah Mukhtashar al-Mawahib al-Laduniyah
- dan lain sebagainya
Sebagaimana telah disampaikan pada penjelasan awal bahwasanya kitab Afdhalush Shalawat, dan demikan pula seperti kitab Sa'adud Darain, dan Jamiush Shalawat merupakan beberapa kitab karya Syaikh Yusuf yang memuat tentang kumpulan shalawat yang ampuh karya para waliyullah yang agung dan sebelumnya belum pernah ada kitab sejenis ini. Demikian pula dengan kitab Jami'u Karamatil Auliya yang terdiri dari 2 jilid tebal, merupakan kitab yang secara lengkap menjelaskan tidak kurang dari 1400 nama waliyullah mulai dari para sahabat hingga para ulama di bawahnya. Dan belum ada kiranya kitab yang bisa mengumpulkan sedemikian banyak biografi waliyullah sebagaimana kitab yang ditulis oleh Syaikh Yusuf ini.
Dikisahkan, bahwa di zaman hidupnya Syaikh Yusuf ada seorang ahli ibadah yang tinggal di Madinah. Ia setiap tidur terbiasa bermimpi bertemu Rasulullah shallallahu 'Alaihi wa Sallam. Sampai pada suatu hari ia terputus dari mimpi tersebut selama beberapa waktu. Tentu saja hal itu membuatnya sangat sedih dan susah, karena merasa apabila Rasulullah sedang menegur atau tidak meridhainya terhadap sesuatu hal yang telah ia lakukan. Akhirnya suatu ketika ia dapat kembali mimpi bertemu Rasulullah. Dalam mimpi itu ia bertanya, "Ya Rasul, apa yang menghalang-halangiku bertemu dengan engkau ya Rasul ?" Kemudian Rasulullah menjawab, "Bagaimana kamu akan bisa bertemu denganku sedangkan di rumahmu ada sebuah kitab yang pengarangnya mencela dan mencaci maki kepada kekasihku Yusuf an-Nabhani."
Setelah terbangun, orang yang ahli ibadah tersebut langsung mengambil kitab yang dimaksud oleh Rasulullah dan membakar kitab tersebut. Setelah itu, ia dapat kembali dalam keadaannya seperti biasa, yaitu bermimpi bertemu Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam. Adapun kitab yang dibakar oleh orang ahli ibadah tersebut bernama ktab Naiul Amani fi Roddi 'Ala An-Nabhani, sebuah kitab yang menentang an-Nabhani.
Syaikh Yusuf bin Ismail An-Nabhani tutup usia pada 85 tahun di kota Beirut, tepatnya pada bulan ramadhan tahun 1350 hijriyah atau 1932 masehi yang kemudian dimakamkan di pemakaman Basyura, di dekat distrik Bastha di Beirut, Libanon. Beliau wafat meninggalkan karya-karya yang sangat bermutu dan sejumlah murid besar yang menjadi penerus estafet dakwah beliau. Dari sekian banyak santri beliau yang sangat menonjol yaitu Syaikh Yasin bin Isa Al-Fadani, seorang muhadits ternama akhir zaman, ulama besar dunia yang memiliki darah Padang, Indonesia tercinta.