7 Karomah Al-Habib Abu Bakar bin Muhammad Assegaf

Al-Habib Al-Qutub Abu Bakar bin Muhammad Assegaf adalah seorang ulama besar yang sangat terkenal khususnya di daerah Gresik, beliau lahir di kota Besuki Jawa Timur pada tahun 1285 Hijriyah. Banyak yang mengatakan bahwa Al-Habib Al-Qutub Abu Bakar bin Muhammad Assegaf adalah seorang wali Allah bahkan ada juga yang mengatakan bahwa beliau ini adalah seorang Wali Qutub atau pimpinannya para wali pada zamannya, sesungguhnya seorang wali Allah adalah kekasih Allah atau orang yang senantiasa mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala maka tidak heran jika seorang wali diberikan banyak karomah dan keistimewaan oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala, sehingga doa serta ucapan mereka mudah dikabulkan oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala dan selaras dengan Rindu Alam Semesta.

Berikut saya rangkum beberapa Karomah dari Al-Habib Al-Qutub Abu Bakar bin Muhammad Assegaf.

Karomah yang pertama adalah menanggung wabah bala' yang turun. Dikisahkan pada suatu hari Habib Abu Bakar bin Muhammad Assegaf mendapatkan isyarat dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala bahwa di kota Gresik akan diturunkan wabah atau penyakit atau bala', hal tersebut tentunya membuat sang Habib Abu Bakar bin Muhammad Assegaf merasa risau dan galau karena beliau memikirkan nasib masyarakat Gresik dan sekitarnya. Kemudian beliau menugaskan kepada para santri santri nya untuk menjalankan Amar ma'ruf nahi munkar untuk meminimalisir para pelaku kemaksiatan agar Allah Subhanahu Wa Ta'ala dan alam semesta tidak murka, kemudian dikumpulkan lah orang banyak untuk bersama-sama membaca Ihya Ulumuddin. Kitab Ihya Ulumuddin adalah kitab karya dari Imam Al Ghazali atau yang artinya 'Al Ihya' adalah sebuah kitab yang membahas tentang kaidah dan prinsip dalam menyesuaikan diri dan jiwa yang membahas perihal penyakit hati, cara pengobatannya, dan cara mendidik hati dengan baik. Setelah itu kemudian Habib Abu Bakar bin Muhammad Assegaf berdoa bermunajat kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala "ya Allah ya Allah ya Allah Tuhan semesta alam saya memohon kepadamu jikalau wabah itu tidak bisa dicegah dan akan tetap Kau turunkan di kota Gresik ini Maka mohon jangan kau turunkan bala' itu kepada mereka semua ya Allah biarlah semuanya ditanggung kepadaku bala' atau wabah yang akan Kau turunkan kepada mereka, biarlah aku saja yang menanggungnya sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu. Selesai membaca Ihya Ulumuddin dan berdoa tersebut akhirnya Alhamdulillah masyarakat daerah Gresik tidak terkena wabah atau masalah karena keberkahan sang Wali Allah yang mampu menjadi rahmat dan barokah bagi alam sekitarnya, namun sayangnya setelah beliau yaitu Habib Abu Bakar bin Muhammad Assegaf sudah wafat dan dipanggil oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala saat beliau hendak dimandikan menurut kesaksian para santri santrinya dan para murid-muridnya yang pada saat itu memandikan beliau terlihatlah lubang yang besar di punggung beliau, karena orang yang tahu dengan ilmu hikmah mengatakan bahwa itu ketika beliau menanggung wabah atau bala' yang akan diturunkan kepada masyarakat daerah Gresik.

Karomah yang kedua menghentikan ombak dan berjalan di atas air, dikisahkan pada suatu hari ada seorang murid Habib Abu Bakar bin Muhammad Assegaf yang hendak menunaikan ibadah haji. Dia datang kepada Gurunya menjelaskan niat baiknya tersebut untuk meminta doa agar mendapatkan keselamatan. Selama dalam perjalanan menuju tanah suci Mekah Habib Abu Bakar bin Muhammad Assegaf pun merasa sangat senang telah tahu niat baik muridnya ini akan pergi haji ke tanah suci Mekah. Akhirnya Habib Abu Bakar bin Muhammad Assegaf mendoakan muridnya ini agar diberikan keselamatan dan perlindungan oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala selama dalam perjalanan berangkat maupun pulang. Akhirnya perjalanan haji itu dimulai, pada saat itu para jamaah haji dari Indonesia tidak naik pesawat terbang untuk berhaji melainkan menaiki kapal laut dan harus menempuh perjalanan melalui laut yang cukup lama. Murid Habib Abu Bakar bin Muhammad Assegaf ini berangkat dengan menggunakan kapal laut milik pemerintah kolonial Belanda, di tengah perjalanan rupanya cuaca alam pada saat itu kurang bersahabat kapal laut pun diterpa oleh ombak dan badai yang sangat besar, yang membuat seluruh penumpang kapal tersebut merasa panik dan cemas mereka semua sangat khawatir. Biasanya di saat genting dan mendesak itu maka semua orang akan ingat kepada Tuhan dan memohon pertolongan Tuhan, begitu juga halnya dengan semua orang di kapal tersebut termasuk Sang Kapten kapal laut yang merupakan orang Belanda. Akhirnya kapten kapal laut tersebut meminta semua orang yang ada di kapal itu untuk berdoa meminta bantuan perlindungan kepada Tuhan mereka masing-masing sesuai dengan agamanya. Kemudian Sang Kapten itu akhirnya menunjuk murid Habib Abu Bakar bin Muhammad Assegaf untuk memimpin doa agar diberikan perlindungan dan keselamatan oleh Tuhan. Kemudian mulailah murid Habib Abu Bakar bin Muhammad Assegaf itu memimpin doa bersama di atas kapal dimulai dengan bertawasul kepada orang tua termasuk juga bertawasul dengan keberkahan waliyullah Habib Abu Bakar bin Muhammad Assegaf Semoga Allah melindungi kapal ini dari terpaan ombak badai. Kemudian keajaiban pun akhirnya terjadi tiba-tiba muncullah Habib Abu Bakar bin Muhammad Assegaf dari dalam laut lengkap dengan Imamah Beliau dan juga sorbannya, kemudian Habib Abu Bakar bin Muhammad Assegaf berjalan di atas air lalu berdoa dan dengan tangannya lagi-lagi keajaiban pun akhirnya terjadi yaitu ombak badai pun tiba-tiba langsung berhenti dan semua orang di kapal itu menyaksikan dengan mata mereka sendiri dan terpukau termasuk kapten kapal orang belanda ini. Beberapa saat kemudian Habib Abu Bakar bin Muhammad Assegaf kembali menghilang entah masuk kembali ke dalam air laut atau hanya menjadi asap hilang secara misterius. Langsung kapten kapal yang merupakan orang Belanda ini merasa sangat takjub dan menganggap bahwa murid Habib Abu Bakar bin Muhammad Assegaf ini adalah orang sakti dan ia memberikan sejumlah hadiah tanda terima kasih telah menyelamatkan kapal itu dari bencana. Sepulangnya berhaji murid Habib Abu Bakar bin Muhammad Assegaf akhirnya pulang kembali ke tanah air, kemudian ia langsung menceritakan kisah ini kepada Gurunya yaitu sang Habib Abu Bakar bin Muhammad Assegaf, kemudian beliau pun berpesan kepada muridnya untuk menghindari pengkultusan, maka janganlah kau sekali-kali menceritakan kisah ini kepada siapapun selagi aku masih hidup, maka kau boleh menceritakan kisah ini kepada orang lain namun jika nanti aku sudah wafat. inilah bentuk dari ketawadhu'an seorang Waliyullah Habib Abu Bakar bin Muhammad Assegaf, yang dia merasa malu jika Karomah atau kesaktiannya ini diketahui oleh banyak orang adalah hal yang sangat terpuji. Untuk menghindarkan diri dari rasa riya' dan jumawa dan juga takabur diperbolehkan menceritakan kepada orang lain setelah beliau wafat, maksudnya adalah sebagai hikmah dan pelajaran bahwa karomah Wali Allah itu benar-benar ada dan barangsiapa yang semakin mendekat kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala maka kita semua akan mendapatkan perlindungannya dan terjaga dari segala macam bentuk bencana dan malapetaka yang tidak kita inginkan.

Karomah yang ketiga membuka hijab alam gaib bangsa jin wewe gombel. Dikisahkan Pada suatu hari ada seorang pejabat yang anaknya hilang dan lama belum juga pulang, kemungkinan karena anak ini dibawa oleh Jin atau wewe gombel. Wewe gombel atau juga disebut nenek gombel adalah sebuah mitos hantu dari tanah Jawa yang berarti roh jahat atau hantu atau jenis jin yang suka menculik anak-anak berdasarkan pendapat beberapa tokoh spiritual, mereka menjelaskan bahwa sebenarnya maksud wewe gombel ini adalah baik karena biasanya anak-anak yang diculik nya ini adalah anak yang ditelantarkan dan diabaikan atau kurangnya perhatian dari orang tuanya. Wewe gombel biasanya akan menakuti sang orangtua dari anak tersebut, atas sikap dan kelakuannya yang menelantarkan atau kurang perhatian kepada anaknya sampai orang tuanya ini sudah sadar, maka barulah wewe gombel akan mengembalikan anaknya. Setelah tahu bahwa anaknya diambil jin wewe gombel, maka orang tuanya ini merasa panik, sudah dilakukan pencarian dengan melibatkan beberapa tokoh spiritual dan supranatural namun hasilnya tetap saja anaknya belum bisa diketemukan, akhirnya ia mendapatkan saran dari salah seorang temannya agar meminta bantuan kepada Al-Habib Al-Qutub Abu Bakar bin Muhammad Assegaf, kemudian orang tuanya tersebut mendatangi sang Habib yang pada saat itu Al-Habib Al-Qutub Abu Bakar bin Muhammad Assegaf sedang mengadakan pengajian di Masjid Jami' Gresik. Setelah menjelaskan dan menceritakan maksudnya, kemudian Al Habib Abu Bakar bin Muhammad Assegaf terdiam sejenak seolah sedang melakukan proses penerawangan atau pendeteksian, kemudian Beliau berkata anakmu telah melakukan kesalahan sekarang sedang diikat di pohon besar di tengah jalan kemudian Al-Habib Al-Qutub Abu Bakar bin Muhammad Assegaf mengajak orang tua anak itu, dan beberapa orang santri untuk menuju ke lokasi pohon yang dimaksud. Kemudian Al-Habib Al-Qutub Abu Bakar bin Muhammad Assegaf berteriak di depan pohon tersebut "dari dalam pohon besar keluarkanlah anak ini" tepat kemudian keajaiban pun benar-benar terjadi di dalam pohon itu tiba-tiba terlihat dengan jelas seorang anak yang sedang di rantai dengan sebelahnya terlihat panas bara api. Semua orang yang hadir pada saat itu melihat dengan mata kepala mereka sendiri kejadian itu dan merasa sangat takjub bercampur perasaan takut. Bagaimana tidak di alam jin siang-siang bolong bisa ditampakkan di dalam dunia nyata manusia oleh Al-Habib Al-Qutub Abu Bakar bin Muhammad Assegaf, kemudian di pohon itu berkata ia kepada Habib, "karena kemuliaan-mu maka anak ini akan aku lepaskan sekarang". Melihat dan mengukur ketinggian ilmu Wali Allah Al Habib Abu Bakar bin Muhammad Assegaf sepertinya bangsa jin gaib enggan berurusan dengan beliau, jadi menyerah tanpa syarat atau tanpa perlawanan, sekarang pohon itu sudah ditebang untuk jalur ke bawah arah makam Syekh Maulana Malik Ibrahim atau Sunan Gresik.

Karomah yang keempat daging kambing yang tidak bisa terbakar api. Ketika saat menjelang akhir hayat usia Beliau Habib Abu Bakar bin Muhammad Assegaf melakukan puasa selama 15 hari dan setelah itu beliau pun menghadap ke hadirat Ilahi, beliau wafat pada tahun 1376 Hijriyah pada usia 91 tahun, bahkan pada saat itu masyarakat di kota Gresik khususnya para murid-muridnya dan para santri yang sedang berduka. Pasar-pasar dan jalan pun sepi semua sedang sibuk bertakziah ke rumah Habib Abu Bakar bin Muhammad Assegaf, hampir sebagian besar penduduk masyarakat di kota Gresik mereka berbondong-bondong siap untuk menshalati jenazah beliau, kemudian di pasar gresik yang sudah mulai sepi itu ada seorang yang mau beli daging kambing, sang pembeli pun bertanya kepada si penjual daging "Mengapa pasar ini sangat sepi sekali? tidak seperti biasanya, dan semua terlihat terburu-buru, tergesa-gesa. Ada apakah gerangan?". Penjual daging tersebut menjawab "itu Pak Habib Abu Bakar bin Muhammad Assegaf hari ini telah wafat dan sekarang waktunya untuk menghormati beliau, ayo kita berangkat nanti keburu telat". Sambil buru-buru menutup lapak dagangannya, si pembeli berkata Innalillahi wa Innalillahi roji'un, kemudian mereka bersama-sama berangkat pergi menuju Masjid Jami' Gresik untuk menshalati Habib Abu Bakar bin Muhammad Assegaf. Si pembeli daging ini masih membawa daging kambing yang baru saja dia beli dari pasar tadi, saat tubuh Habib Abu Bakar bin Muhammad Assegaf akan diangkat, jenazah beliau terlihat sama sekali tidak terangkat dan para jamaah yang terdiri dari ratusan ribu orang itu pun merasa heran. Alhamdulillah untungnya Putra Habib Abu Bakar bin Muhammad Assegaf teringat bahwa sang Habib senang di bacakan sholawat Nabi, bahkan ribuan pelayat pun akhirnya bersama-sama membacakan shalawat Nabi dan Subhanallah tubuh Habib Abu Bakar bin Muhammad Assegaf naik ke atas dan berjalan dengan sendirinya tanpa ada yang mengangkat, bahkan yang lebih menakjubkan lagi adalah bapak pembeli daging yang tadi ikut melayat beliau itu kemudian pulang ke rumahnya, dan Subhanallah daging kambing yang baru saja dibelinya di pasar untuk dimasak namun tidak bisa juga matang, dan dia mencoba untuk menggoreng nya pun tidak juga bisa matang, mencoba untuk memabakrnya pun juga tidak bisa matang, tetap saja menjadi daging kambing yang masih utuh. Kemudian Bapak pembeli ini menceritakan kejadian yang dialami tersebut kepada para ulama dan para santri Habib Abu Bakar bin Muhammad Assegaf, kemudian santri Habib pun menjelaskan bahwa Habib Abu Bakar bin Muhammad Assegaf pernah dawuh atau berwasiat "barangsiapa yang telah ikut menshalati jenazah ku maka aku akan doakan dia tidak terkena panasnya api neraka", dan mendengar penjelasan tersebut si bapak pembeli itu menangis terharu, sambil berkata "Amin ya Allah ya Rabbal Alamin subhanallah subhanallah", Semoga aku tidak terbakar api neraka nanti amin ya Allah".

Yang kelima doa yang 70 kali lebih Mustajab. Dikisahkan Pada suatu hari datanglah seorang anak muda dari luar negeri, yaitu dari Singapura untuk sowan atau bersilaturahmi menemui Habib Abu Bakar bin Muhammad Assegaf, kemudian saat bertemu dengan Habib, pemuda itu berkata "Wahai Habib saya sudah banyak mendengar tentang berbagai macam kisah tentang karomah-mu Engkau adalah Wali Allah, setiap doa yang kau panjatkan pasti akan mustajab, dan langsung dikabulkan oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala, maka Tolonglah mintakan kepada Allah agar semua hajat-hajat dan keinginanku bisa dikabulkan oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala" kemudian Habib Abu Bakar bin Muhammad Assegaf bertanya balik kepada pemuda tersebut "Wahai anak muda apakah kedua orang tuamu masih ada?" kemudian anak muda itu menjawab "masih ada ya Habib", kemudian sang Habib berkata lagi "Wahai anak muda ketahuilah, bahwa doa kedua orang tuamu lebih Afdol 70 kali lipat daripada doa orang seperti saya", kemudian sang Habib Abu Bakar bin Muhammad Assegaf pun menyuruh pemuda tersebut menyenangkan hati orang tuanya, dan meminta doa kepada kedua orang tuanya berdasarkan penjelasan dari Wali Allah Habib Abu Bakar bin Muhammad Assegaf. Ternyata doa orang tua itu lebih afdol 70 kali lipat daripada doa Wali bahkan seorang Wali qutub sekalipun. Sesungguhnya doa itu tanpa penghalang atau tanpa hijab, keramat yang lebih hebat dari berbagai macam tempat-tempat keramat atau benda-benda yang dikeramatkan adalah ibumu, dan doa orang tua, saat orang tua sudah berdoa dengan tulus untuk anaknya itu lebih makbul 70 kali lipat daripada doa para Wali. Dan salah satu cara agar kita mendapatkan Ridho dari kedua orang tua kita adalah dengan cara kita berbakti kepada kedua orang tua, dan janganlah kita sekali-kali mengecewakan beliau, karena sesungguhnya doa yang baik ataupun doa yang buruk yang berupa kutukan sekalipun, orang tua kepada anaknya niscaya Allah akan mengabulkannya.

Karomah yang ke enam yaitu berkhalwat selama 15 tahun. Salah satu anugerah ilmu Laduni atau sifat kewalian yang sudah ditandai oleh Habib Abu Bakar bin Muhammad Assegaf sejak kecil adalah beliau mempunyai daya ingat yang sangat luar biasa, beliau bisa mengingat dengan detail segala macam kejadian sejak usia 3 tahun. Dikisahkan pada suatu hari saat Habib Abu Bakar bin Muhammad Assegaf sedang mendengarkan khotib sholat Jumat, tiba-tiba beliau mendapatkan isyarat untuk berkhalwat atau mengasingkan diri atau bertafakur, beribadah kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala sepulang dari salat Jumat berlangsung, atau tidak mau menemui orang dan juga tidak mau ditemui oleh orang lain dalam waktu yang sangat lama, yaitu 15 tahun hingga akhirnya beliau mendapatkan isyarat dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala untuk keluar dari khalwatnya, dan kembali berinteraksi dengan manusia sekitar. Pada saat menjelang keluar dari berkhalwat beliau disambut oleh gurunya yaitu Habib Muhammad bin Idrus Al-Habsyi, sambil berkata "aku telah berdoa memohon kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala selama tiga hari tiga malam untuk mengeluarkan Abu Bakar bin Muhammad Assegaf". Kemudian Beliau Habib Muhammad mengajak muridnya tersebut untuk berziarah ke makam seorang waliyullah yang masih ada kala itu yaitu Al Habib Alwi Bin Muhammad Hasyim radhiyallahu anhu. Dari sinilah menjadi titik awal dan cikal bakal dari kewalian Habib Abu Bakar bin Muhammad Assegaf atau bertambah sebagai proses penyempurnaan menjadi seorang wali, dan kisah Habib Abu Bakar bin Muhammad Assegaf yang dijalaninya selama 15 tahun ini mengingatkan kita pada kisah Wali Allah yang sangat masyhur di tanah Jawa, yaitu salah satu dari Wali Songo yaitu Raden Syahid atau Lokajaya atau Kanjeng Sunan Kalijaga, sebelum beliau menjadi Wali Allah, beliau harus bertapa bertahun-tahun di pinggir kali, kemudian saat itu yaitu Kanjeng Sunan Bonang mendatanginya dan mengangkatnya menjadi Wali Allah, yang bergelar Kanjeng Sunan Kalijaga, yang mungkin menjadi pertanyaan adalah bagaimana cara makan dan minumnya seorang wali Allah seperti Habib Abu Bakar bin Muhammad Assegaf atau Kanjeng Sunan Kalijaga, atau bagaimana juga cara mereka salat dan lain sebagainya, namun yang jelas kita hanya bisa berhusnudzon. Mereka adalah seorang Wali, seorang wali yang insya Allah akan tetap menjalankan syariat dan kewajibannya sebagai seorang muslim.

Karomah beliau yang ketujuh yaitu diperlihatkan gambaran surga, dikisahkan Habib Abu Bakar bin Muhammad Assegaf mempunyai seorang murid dari kota Malang, yang bernama Al Muhaddits Al Habib Abdul Qadir bin Ahmad Bilfaqih, ketika hendak pulang ke kota Malang beliau dipesankan oleh Sang Guru agar membawa anaknya jika hendak kembali ke Gresik untuk menimba ilmu. Beberapa hari kemudian Al Habib Abdul Qadir Bilfaqih dan anaknya kembali untuk belajar dan menimba ilmu tentang agama Islam, ketika sudah sampai di rumah Habib Abu Bakar bin Muhammad Assegaf ia memperkenalkan anaknya tersebut yang bernama Abdullah bin Abdul Qadir Bilfaqih kepada sang Habib selaku guru nya, kemudian anak tersebut ditanya oleh Habib Abu Bakar bin Muhammad Assegaf "Maukah engkau kutunjukkan alam surga beserta isinya dikarenakan hatimu yang masih bersih ini, dan lihatlah ke atas langit itu". Ketika sang anak yaitu Al Habib Abdullah Bilfaqih melihat karomah Beliau dengan izin Allah Subhanahu Wa Ta'ala maka sudah kelihatan dengan mata secara dhohir dan dengan kasat mata, tapi seketika itu Al Habib Abdullah langsung jatuh pingsan karena tak tahan untuk melihatnya, seorang anak kecil yang hatinya masih bersih dan masih polos tentunya bisa melihat alam gaib, maka seringkali kita mendengar tentang kisah bahwa anak kecil mampu melihat keberadaan bangsa jin atau bahan malaikat sekalipun, Wallahu'alam bishowab.

Kisah-kisah dari karomah Wali yang sangat luar biasa adalah salah satu tanda-tanda kebenaran agama Islam dan dengan kita mengenang tentang kisah kisah keteladanan para Wali Allah dan senantiasa bertawasul dengan membawa nama-nama para Wali Allah, maka segala macam bentuk hajat dan keinginan kita semakin mudah untuk bisa diijabah dan dikabulkan oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
Karena sesungguhnya karomah Wali Allah tidak pernah putus kendati sang Wali tersebut telah wafat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Facebook

Spotify

Youtube Channel