Kisah Abu Ali Al-Hasan Asy-Syadzili Dan Dzikir 80 Harinya Tanpa Makan

Abu Al Hasan Asy syadzili bermimpi bertemu Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam dalam mimpinya Nabi berkata kepadanya "wahai Ali pergilah engkau ke Mesir disana engkau akan mendidik 40 orang shiddiqin". Karena waktu itu cuaca sangat panas Abu Al-Hasan mengeluh "Wahai Rasulullah hari sangat panas dan terik", Rasulullah bersabda "ada awan yang akan memayungi kamu semua", aku takut akan kehausan jawab Abu al-hasan, "langit akan menurunkan hujan bagimu setiap hari" Nabi melanjutkan, setelah itu Nabi menjanjikan 70 Karomah kepada Abu Al Hasan.

Abu Al Hasan merupakan salah satu tokoh sufi yang sangat disegani Ia lahir pada 573 Hijriah di desa Gumarah Utara Maroko terkait dengan As-Syadzili pernah ditanya mengenai hal tersebut padahal Ia tidak dilahirkan di Syadzili.

Dalam sebuah kesempatan Abu al-hasan menjelaskan bahwa pertanyaan tersebut juga pernah ditanyakan kepada Allah subhanahu wa taala dalam situasi yang fana Allah Subhanahu Wa Ta'ala mengatakan kepada Abu Al-Hasan, Ya Ali Aku menamakan Kau Dengan nama itu  yang artinya jarang, karena keistimewaanmu dalam berkhidmat kepadaku demikian penjelasan Allah subhanahu wa taala dalam sebuah peristiwa spiritual.

Abu Al Hasan memang terkenal dengan konsistensinya dalam mengamalkan ajaran agama hubungannya dengan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam tidak pernah terputus karena ia selalu mengirim shalawat kepadanya dalam setiap ibadah-ibadahnya.

Sholawat Abu al-hasan terkenal dengan nama shalawat An-Nur As-sati dalam shalawat tersebut Abu Al-Hasan bermunajat Ya Allah rahmati selamatkan dan Berkatilah Muhammad junjungan kami Sang cahaya zat dan rahasia yang mengalir di setiap nama dan sifat.

Menurut Ahmad As-Syawi sebagaimana dikutip Yusuf bin Ismail bin Nabani shalawat yang dibaca Abu Al Hasan mempunyai nilai yang setara dengan 1000 sholawat yang dibaca orang-orang pada umumnya untuk menghilangkan kesusahan, pada hakikatnya nya sholawat yang disenandungkan oleh Abu Al Hasan merupakan wujud kecintaan dan penghormatannya kepada Baginda Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam, Abu Al Hasan berharap syafaat Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam mengalir dan menjadi saksi kecintaannya, sebab kelak ketika pengadilan agung digelar orang-orang akan berlari mencari-cari para rasul yang memiliki kedudukan tinggi supaya dapat memberi syafaat di sisi Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

Abu Al-Hasan berasal dari sebuah desa yang bernama Gumara dekat kota saftah maroko di daerah beliau tinggal orang-orang mengenalnya sebagai seseorang yang arif dan berakhlak mulia sebagaimana akhlak yang diajarkan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam.

Abu Al Hasan adalah seorang salik  ia cukup baik menguasai ilmu fiqih, hal tersebut terbukti dalam debat-debat yang pernah dia lakukan dengan Ulama-ulama fiqih pada zamannya dan Abu Al Hasan tidak pernah terkalahkan dalam setiap perdebatan tersebut.

Merasa kurang puas dengan ilmu fiqih, karena Abu Al-Hasan ingin cepat melesat dalam menempuh jalan Allah, lantas ia belajar ilmu tarekat dan hakikat, Ia sungguh-sungguh belajar dan mempraktekkannya, ilmu tersebut ia jadikan sebagai media untuk berdialog dan mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu wa ta'ala.

Ilmu hakekat ya ia selami tidak terlepas dari bimbingan langsung seorang wali qutub yang agung dan masyhur yaitu Syeikh Abdus salam, keseriusan Abu Al Hasan dalam menyelami ilmu hakekat tersebut tercium oleh gurunya yaitu Syeikh Abdus salam karena itu Abu Al Hasan meneruskan kewalian Syekh Abdus salam dan menjadi imam Al Aulia.

Ilmu hakikat mengantarkan Abu Al-Hasan pada sebuah pengalaman spiritual yang sangat dahsyat dan tidak bisa ditukar oleh apapun karena itu ibadah-ibadah yang ia lakukan nyaris tak masuk akal.

Abu Al Hasan pernah melakukan riyadhoh selama 80 hari tidak makan ia hanya berdzikir dan membaca sholawat, tindakan tersebut benar-benar menjadi cobaan bagi Abu Al-Hasan, ketika Abu Al-Hasan merasa tujuan untuk wusul kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala telah tercapai, datanglah seorang perempuan keluar dari goa dengan wajah yang sangat menawan dan bercahaya ia menghampiri Abu Al-Hasan dan berkata "Sungguh sangat sial lapar selama 80 hari saja sudah merasa berhasil, sedangkan aku sudah 6 bulan lamanya belum pernah merasakan makanan sedikitpun". Abu Al Hasan pun sadar bahwa jalan yang ditempuh masih tidak seberapa.

Suatu ketika saat berkelana Abu Al-Hasan berkata dalam hatinya "Yaa Allah kapan kah aku menjadi hambamu yang bersyukur" selanjutnya terdengar suara "kalau kamu sudah mengerti dan merasa bahwa yang diberi nikmat hanya kamu saja" Abu Al Hasan berkata lagi "Bagaimana saya bisa begitu padahal Engkau sudah memberi nikmat kepada para Nabi, Ulama dan para raja", terdengar suara "jika tidak ada Nabi Kamu tidak akan mendapatkan petunjuk, jika tidak ada Ulama kamu tidak akan bisa ikut caranya ibadah. jika tidak ada raja kamu tidak akan merasa aman, itu semua merupakan nikmat dariku yang kuberikan hanya untukmu".

Meskipun demikian Abu Al-Hasan tetap masih tidak puas dengan pencapaian spiritual nya karena itu Ia memutuskan untuk khalwat dalam sebuah gua agar bisa wusul kepada Allah Subhanahu wa ta'ala.

Dalam hatinya terbersit bahwa besok hatinya akan terbuka "Bagaimana mungkin orang yang berkata besok hatinya akan terbuka bisa menjadi wali, duhai badan ketika kamu beribadah bukan karena Allah hanya ingin menuruti nafsu menjadi wali" tegur seorang wali yang mendatangi Abu Al-Hasan, peristiwa tersebut menyadarkan Abu al-hasan mengenai kesungguhan serta ketulusan menempuh jalan Allah Subhanahu Wa Ta'ala tentunya hikmah yang dipetik Abu Al Hasan ialah membuang jauh-jauh rasa puas dalam mendekat kepada Allah Subhanahu wa ta'ala.

Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam yang jelas-jelas ma'sum pun masih merasa tidak puas inilah yang mengetuk hati Abu al-hasan berkat teguran seorang wali tersebut.

Abu Al-Hasan bertaubat dan meminta ampun kepada Allah Subhanahu wa ta'ala dan selang beberapa waktu Allah Subhanahu Wa Ta'ala benar-benar membuka hati Abu Al Hasan dan menjadikan peristiwa tersebut sebagai motivasi dalam menumbuhkan spiritualitasnya ia tak henti-hentinya melakukan riyadhoh untuk mendekat kepada Allah Subhanahu wa ta'ala dan seiring dengan perkembangan spiritualnya Abu al-hasan tumbuh menjadi sosok yang sangat karismatik serta berpengaruh.

Dengan dzikir hati Menjadi bersih, ketika hati bersih sangat mungkin bila Nabi akan menyambangi kita, Nabi akan datang dalam mimpi kita dan menyampaikan kabar gembira, karena itu biasakanlah berdzikir sebagaimana Abu al-hasan berdzikir, aktivitas tersebut tentu tidak menuntut waktu dan tempat tertentu maka kemanapun kaki melangkah berdzikirlah.

Begitu juga saat keluar masuk pasar berdzikirlah dengan penuh kekhusyukan, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda "barangsiapa masuk pasar kemudian dia membaca dan Laa Ilaha Illallah Wahdahula Syarikalah Lahul Mulku Walahul Hamdu Yuhyi Wayumitu Wahuwa Hayyun La Yamutu Biyadihil Khair Wahuwa Ala Kulli Syai-in Qadir. maka Allah catat untuk nya sejuta kebaikan, dan Allah hapus sejuta kesalahan, dan Allah angkat untuknya satu juta derajat Hadits riwayat Tirmidzi dan Hakim

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Facebook

Spotify

Youtube Channel