7 Tipu Daya Setan


Ada 7 perkara tentang tipu daya setan agar manusia meninggalkan ibadat kepada Allah yang diterangkan oleh Al-Imam Ghazali dalam kitabnya Minhajul Abidin yaitu:


    1. Syaitan melarang manusia taat kepada Allah. Sedangkan orang-orang yang dipelihara oelh Allah akan menolak ajakannya dan mengatakan : "Aku mengharapkan pahala dari Allah. Untuk itu, aku harus mempunyai bekalan di dunia ini demi akhirat yang kekal."
    2. Syaitan senantiasa membujuk manusia agar tidak mentaati Allah. Dia menghasut manusia dengan mengatakan : "Nanti sajalah, kalau sudah tua nanti barulah, masa masih panjang dan kita masih muda atau sebagainya lagi." orang-orang yang terpelihara akan menolaknya dengan mengatakan:"Kematianku bukan berada di tanganmu. Jika aku menundakan amalanku hari ini untuk esok, sehingga amal hari esok perlu aku kerjakan. Sedangkan setiap hari aku mempunyai amalan berlainan."
    3. Syaitan senantiasa mendorong manusia untuk bersegera dalam melakukan amalan kebaikan. Kata syaitan: "Cepatlah beramal agar engkau dapat mengejar dan mengerjakan amalan-amalan lain." Orang-orang yang selamat akan menolaknya dengan mengatakan: :Amal yang sedikit tetapi sempurna lebih baik daripada amalan yang banyak tetapi tidak sempurna."
    4. Kemudian syaitan akan menyuruh manusia untuk menjalankan amalan yang baik secara sempurna agar tidak dicela oleh orang lain. Mereka yang dipelihara oleh Allah akan mengatakan:"Bagi saya, penilaian cukup hanya dari Allah Taala dan tidak ada manfaatnya beramal karena manusia (orang lain)."
    5. Setelah itu syaitan membisikkan pujian kepada orang yang beramal: "Betapa tinggi derajatmu karena dapat beramal soleh dan betapa cerdik dan sempurnanya dirimu." Mendengar pujian ini, orang yang baik akan mengatakan bahwa: "Semua keagungan dan kesempurnaan itu hanyalah kepunyaan Allah dan bukan kekuatan atau kekuasaanku. Allah yang melimpahkan taufik kepadaku untuk dapat beramal sehingga Dia meridhai dan memberikan pahala yang besar. Sekiranya tanpa kurnianya, apalah arti amalanku ini, jika dibandingkan dengan nikmat Allah yang telah diberikan kepadaku, di samping dosaku yang tertimbun pula."
    6. Dengan gagalnya jalan kelima, syaitan akan menerapkan cara keenam. Cara ini lebih berat jika dibandingkan dengan cara-cara yang terdahulu dan manusia tidak akan menyadarinya kecuali orang-orang yang cerdik dan berfikir. Syaitan berbisik dalam hati manusia: "Bersungguh-sungguhlah engkau beramal dengan sir(rahasia), jangan sampai diketahui oleh orang lain karena Allah jugalah yang akan memberitahu orang lain bahwa engkau adalah seorang hamba Allah yang ikhlas." Begitulah syaitan mencampur-baurkan amalan seseorang dengan perbuatan penipuannya yang sangat tersembunyi. Dengan ucapannya itu syaitan bermaksud untuk memasukkan sedikit perasaan riya'. Orang-orang yang dipelihara oleh Allah akan menolak ajakannya dengan mengatakan: "Hai malaun(yang dilaknat), engkau tidak henti-hentinya menggodaku dan merusak amalanku dengan berbagai cara. Dan kini, kau berpura-pura seolah akan memperbaiki amalanku, padahal engkau bermaksud merusaknya. Aku adalah hamba Allah dan Allah yang menjadikanku. Jika berkehendak, Allah akan melahirkan atau menyembunyikan amalanku. Jika menghendaki Allah akan menjadikan aku mulia atau hina. Semuanya itu adalah urusan Allah. Aku tak kuatir amalanku diperlihatkan atau tidak kepada orang lain, sebab itu bukan urusan manusia."
    7. Gagal dengan cara itu, syaitan akan meneruskan godaannya dengan cara lain lagi. Dia mengatakan: "Hai manusia janganlah engkau menyusahkan diri sendiri dengan beramal ibadah karena jika Allah telah menetapkan kamu sebagai orang yang berbahagia pada hari Azali kelak, maka meninggalkan ibadah pun tidak akan memberikan sebuah mudharat. Engkau tetap menjadi orang yang berbahagia dan sebaliknya jika Allah akan menetapkan kamu sebagai orang yang celaka, maka tidak ada gunanya engkau beribadah karena engkau tetap akan celaka." Orang-orang yang dipelihara oleh Allah sudah pasti akan menolak godaan itu dengan mengatakan: "Aku hanyalah hamba Allah. Wajib bagiku menuruti perintahnya. Allah maha mengetahui, menentapkan sesuatu dan berbuat apa saja sesuai dengan kehendakknya. Walaupun bergitu keadaanku, amalanku, tetap bermanfaat. Jika aku ditetapkan sebagai orang yang berbuat berbahagia, aku akan tetap beribadah, untuk memperbanyak pahala. Sebaliknya, jika aku ditetapkan sebagai orang yang celaka, Aku akan tetap meneruskan perbuatan ibadah agar tidak menjadi sebuah penyesalan bagiku. Sekiranya aku masuk neraka, padahal aku taat, itu lebih aku sukai daripada aku masuk neraka karena melakukan maksiat. Tetapi tidak akan demikian akibatnya karena janji Allah pasti terbukti dan firmanNya pasti benar."

Facebook

Spotify

Youtube Channel