Pentingnya Menghilangkan Sifat Ujub Dalam Diri


Dikisahkan Ayahanda Al Habib Ali bin Muhammad bin Husein Al Habsyi R.A. yaitu Al Habib Muhammad Al Habsyi. Beliau sudah berdakwah sejak sebelum beliau menikah.

Suatu hari, Habib Muhammad Al Habsyi dipanggil oleh Salah satu gurunya, Al Habib Ahmad bin Umar bin Smith (dari Kota Syibam) untuk ditunjukkan seorang wanita sholihah untuk dinikahkan dengan Habib Muhammad Al habsyi.

Setelah dilaksakanan akad nikah, besok paginya keduanya berjalan menuju suatu desa terpencil. Duduk di desa tersebut, Habib Muhammad Al Habsyi mengajar Al-Quran para ikhwan disana dan Istrinya mengajar Al-Quran akhwat penduduk desa itu.

Pada saat itu, tidak ada penghormatan sama sekali kepada beliau. Rumah beliau di desa itu sekaligus beliau jadikan tempat majelis. Beliau menghabiskan waktunya untuk mengajar, berdakwah di jalan Allah SWT.

Belum usai mengajar di desa tersebut beliau di panggil oleh gurunya, Al Habib Abdullah bin Husein bin Thohir.

Melalui putra pertamanya yang bernama Alwi, Habib Abdullah memanggil Habib Muhammad Al Habsyi ke desa.

Memasuki desa terpencil itu, kedatangan Alwi disambut oleh Habib Muhammad Al Habsyi. Mendengar perintah tersebut, Habib Muhammad dan isterinya segera pergi memenuhi panggilan Habib Abdullah bin Husein bin Thohir.

Sesampainya disana, Habib Abdullah bin Husein bin Thohir mengutus beliau pergi ke Qasam untuk mengajar disana. Saat itu juga beliau langsung berangkat dengan istri dan beberapa muridnya dari desa terpencil tempat beliau mengajar sebelumnya menuju Qasam.

Sampainya beliau di Qasam, beliau membuka majelis, yang mana majelis pengajian tersebut tidak diadakan di masjid, melainkan di sebuah ladang (kebun). Pengikut beliau dari desa sebelumnya menggantikan para pekerja kebun untuk bekerja, sedangkan para pekerja belajar mengaji bersama beliau Habib Muhammad Al Habsyi.

Tak sampai disitu, dikisahkan para ulama juga beliau terkenal berhasil mendidik keluarganya.
Ada seorang penduduk Ma’rib bermimpi bertemu Rasulullah SAW, beliau bertanya,”Wahai Rasulullah, siapa anak yang paling kau cintai?” Rasulullah menjawab,”Anakku yang bernama Ahmad bin Smith yang tinggal di kota Syibam Hadramaut”
Setelah itu, orang tersebut langsung mencari Habib Ahmad bin Smith.

Setelah menemukan rumahnya, beliau bertamu dan menginap 3 hari di kediaman Habib Ahmad bin Smith karena orang tadi ingin tahu amalan apa yang dilakukan Habib Ahmad bin Smith hingga menjadi anak kesayangan Rasulullah.

Setelah ditanya dan dipaksa, akhirnya Habib Ahmad bin Smith menjawab jika beliau menjadi anak kesayangan Rasulullah SAW karena beliau ahli berdakwah.

Beliau yang memiliki kedudukan seperti itu, tidak pernah membanggakan dirinya, meninggikan dirinya di hadapan orang lain. Beliau jauh dari sifat ujub.

Di dalam kita Ihya’ ulumuddin karangan Imam Ghozali, terdapat satu bab yang membahas cara menghilangkan dan menghindari sifat ujub.

siapa yang memberi kita kekuatan untuk sholat?

siapa yang memberi kita keilmuan tentang sholat?

siapa yang memberi kita keinginan untuk mendirikan sholat?

Tak lain dan tak bukan adalah Allah SWT. Setelah Allah memberikan itu semua, kemudian Allah SWT memberi kita pahala, Allah SWT memberi kemuliaan kepada kita.
Jikalau kita menyadari dan memahami hal-hal seperti itu, niscaya kita akan jauh dari sifat ujub (bangga diri), karena sejatinya semuanya adalah pemberian dari Allah SWT.

semoga kita semua dijauhkan Dari sifat ujub, aamiin..

Facebook

Spotify

Youtube Channel