Manaqib Al-Imam Al-Hafidz Al-Musnid Al-Qutub Prof.Dr. Al-Habib Abdullah bin Abdul Qodir bin Ahmad Bilfaqih Al-Alawy


Al-Imam Al-Hafidz Al-Musnid Al-Qutub Prof.Dr. Al-Habib Abdullah bin Abdul Qodir bin Ahmad Bilfaqih Al-Alawy dilahirkan di kota Surabaya, tepatnya pada hari Senin 12 Rabi'ul Awwal 1355 H / 1 Juni 1936 H. Dikemudian hari beliaulah putra tunggal yang meneruskan perjuangan ayahanda beliau yaitu Al-Imam Al-Habib Abdul Qodir bin Ahmad Bilfaqih.

Al-Habib Abdullah sejak kecil berada langsung di bawah asuhan dan bimbingan ayahandanya. Antara keduanya terdapat keseimbangan yakni ketekunan guru (ayahanda) dalam mengajar dan kegigihan sang murid dalam mencari ilmu. Dengan inayah Allah SWT pada usia 7 tahun beliau telah hafal Al-Qur'anul Karim, sebagaimana pernah dikatakan oleh ayahanda beliau: "Aku telah mewariskan kepada putraku ini 41 fak ilmu agama". Demikian anugrah Allah SWT sebagai mana tersirat dalam Al-Qur'anul Karim: "Dia (Allah) memuliakan siapa saja dari kalangan hamba-Nya"

Keuletan dan kegigihan Habib Abdullah dalam menimba ilmu kepada Gurunya amatlah sulit dicari tandingannya, siang hari sampai larut malam digunakan untuk belajar dan belajar, inilah sebuah konsekuensi seperti yang telah dijelaskan dalam sebuah hadits: "Sesungguhnya ilmu di dapat dengan belajar"

Penguasaan ilmu yang dimiliki oleh Al-Imam Al-Habib Abdullah bin Abdul Qodir Bilfaqih yang paling menonjol adalah dalam penguasaan ilmu hadits sehingga beliau hafal beberapa kitab hadits. Pada usia muda oleh ayahanda beliau telah diberikan tugas memegang tampuk pimpinan (direktur) Lembaga Pesantren Darul Hadits Al-Faqihiyyah, pada tahun 1960 beliau menerima gelar Doktor Honoriscausa dalam bidang ilmu hadits dari Al-Azhar Cairo, Mesir, sedang gelar Professor Honoriscausa beliau dapatkan dari Al-Jami'ah Darul Ulum Locnow India. Gelar-gelar tersebut diberikan karena memang dipandang pantas bagi beliau untuk menyandangnya.

Selain itu beliau pernah menjabat sebagai Penasehat Menteri Penghubung 'Alim Ulama, juga menjabat sebagai Penasehat Ahli Menteri Kesra RI dalam bidang fatwa agama beliau diangkat sebagai Mufti, sedang dalam bidang Thoriqoh semasa ayahandanya masih hidup beliau telah diperintahkan untuk membai'at dan melanjutkan jabatan mursyid Thoriqoh Al-Alawiyah sebagaiamana seperti Ayahandanya.

Maka beliau adalah seorang maha guru dalam bidang syari'ah, thoriqoh, hakikat, seorang Arifbillah Warosullih SAW, yang telah mengabdikan jiwa raganya bagi agama Allah SWT.

Sejak awal hingga akhir hayatnya Al-Imam Al-Habib Abdullah ini adalah seorang yang sangat gigih dan penuh semangat dalam berda'wah islamiyyah baik didalam ataupun diluar negeri.

Karangan dan artikel beliau banyak dimuat baik di koran-koran, majalah-majalah di dalam maupun di luar negeri seperti Saudi Arabia (Mekkah, Madinnah), Maroko, Mesird dan lain-lain.

Misi dalam setiap dakwah beliau adalah bagaimana menyeru manusia untuk mengenal Allah SWT dan Rasulullah SAW sekaligus penerapan ajaran yang berazaskan Ahlus Sunnah Wal Jama'ah serta tuntunan Salafunash Sholeh

Kegiatan Beliau selain mengajar dan mendidik para santri di Lembaga Pesantren Darul Hadits Al-Faqihiyah juga bertabligh ke berbagai daerah di Indonesia karena itu merupakan isyarah perintah langsung dari Baginda Nabi Muhammad SAW yakni:
1. Mengajar di Lembaga Pesantren
2. Da'wah Islamiyyah
3. Membai'at dalam Thoriqoh Al-Alawiyah

Sekilas Tentang Thoriqoh Alawiyyah
Thoriqoh Al-Alawiyyah  disebut juga Thoriqoh Bani Alawi atau Thoriqoh Anak cucu Baginda Rasulullah SAW. Thoriqoh ini berazaskan kepada kitab suci Al-Qur'anul Karim dan Hadits-Hadits Baginda Rasulullah SAW. Mursyid pertamanya adalah Syaikhunal Al-Faqihul Muqoddam Sayyiduna Wa Maulana Al-Habib Muhammad bin Ali Ba'alawi.

Keutamaan-Keutamaan Al-Imam Al-Habib Abdullah bin Abdul Qodir Bilfaqih:

1.Beliau adalah seorang yang tidak mengenal lelah dalam menyebarluaskan sunnah-sunnah baginda Nabi Besar Muhammad SAW dan memang beliau adalah seorang muhadits di zamannya sebagaimana telah dikisahkan pada bagian awal. Setiap menyampaikan hadits-hadits Baginda Nabi Muhammad SAW selalu menyertakan sanad dan perawinya.

2.Beliau adalah seorang tokoh yang tegas dalam memegang prinsip-prinsip ajaran agama yang berzaskan Al-Kitab dan Sunnah-Sunnah.

3.Sebagaimana ayahandanya, beliau jangankan mendekati perkara yang haram yang makruhpun tidak mau melakukannya.

4.Beliau adalah seorang ahli sholawat hingga beliau mewajibkan setiap harinya tidak kurang dari sepuluh ribu (10.000) kali, belum lagi yang tidak terhitung, serta menghatamkan Al-Qur'an setiap hari, oleh karena itu tidaklah heran bila beliau sering didatangi oleh Baginda Nabi Muhammad SAW baik secara bermimpi maupun secara yaqodzotan (terang-terangan), salah satu diantaranya adalah seperti yang diceritakan bahwa Nabi SAW bersabda kepada beliau "Engkau adalah kholifahku"

5.Dapat dikatakan bahwa beliau RA adalah seorang Mubaligh sejati, tidak memandang siapa yang mengundang, orang berada atau kurang berada dengan seizin Allah SWT meski ke daerah pelosok beliau RA penuhi undangan tersebut.

6.Beliau adalah seorang yang telah mencapai puncak yang sempurna, acap kali dalam menyampaikan ceramah-ceramah atau mengajak dan menyeru umat agar mengenal dan cinta kepada Allah SWT dan Rasul-Nya Sayyidina Wa Maulana Muhammad SAW, sekaligus menerapkan ajarannya.

7.Beliau adalah seorang yang penuh bejana ilmu namun tinggi akhlak dan budi pekertinya, pernah beliau mengungkapkan: "Seandainya aku dapat bersujud di bawah bumi, maka akan kulakukan"

Disetiap menjelang akhir dari ceramah atau majelis-majelis lainnya maka sering beliau RA memohon doa kepada yang hadir bukan dengan kalimat pinta namun beliau RA berucap "Saya mengemis do'a dari hadirin" inilah contoh tauladan akhlak luhur dari seorang yang dalam ilmu dan ke'arifannya.

Demikian ringkasan manaqib Maha Guru kita yaitu Yang Mulia Al-Imam Al-Hafidz Al-Musnid Al-Qutub Prof.Dr.Al-Habib Abdullah bin Abdul Qodir Bilfaqih Al-Alawy.

Facebook

Spotify

Youtube Channel